Membanggakan, Industri Alas Kaki di Indonesia

Membanggakan, Industri Alas Kaki di Indonesia
Ilustrasi/ANTARA FOTO

INILAH, Jakarta- Kementerian Perindustrian mencatat tren pertumbuhan industri alas kaki, kulit dan barang dari kulit terus meningkat. Pada 2018, tumbuh 9,42%, naik ketimbang 2017 sebesar 2,22%.

"Capaian tahun lalu merupakan pertumbuhan tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Ini tanda juga bahwa iklim usaha di Indonesia masih tetap kondusif seiring dengan tekad pemerintah untuk terus memberikan kemudahan perizinan usaha dan insentif yang menarik," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Airlangga menyampaikan, industri alas kaki merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang mendapat prioritas pengembangan dari pemerintah. Pasalnya, tergolong industri padat karya dan berorientasi ekspor sehingga memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

"Bersama industri tekstil dan pakaian, industri alas kaki pun dipersiapkan untuk memasuki era industri 4.0 agar lebih berdaya saing global. Hal ini sejalan dengan implementasi roadmap Making Indonesia 4.0," tutur Bos Partai Golkar ini.

Sumbangsih nyata dari industri alas kaki, lanjutnya, seperti capaian ekspor alas kaki nasional yang mengalami peningkatan hingga 4,13%. Pada 2017, nilai ekspornya sebesar US$4,91 miliar naik menjadi US$5,11 miliar pada 2018.

Selain itu, kata Airlangga, penyerapan tenaga kerja juga ikut naik. Misalnya pada 2017, serapan pekerja mencapai 795 ribu orang, naik menjadi 819 ribu orang pada 2018. "Kita punya potensi yang cukup besar, dengan jumlah industri alas kaki sebanyak 665 perusahaan, produksi kita sudah menembus hingga 1,41 miliar pasang sepatu atau berkontribusi 4,6 persen dari total produksi sepatu dunia," papar Airlangga.

Melalui capaian tersebut, Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India, dan Vietnam. Lebih lanjut, seiring akan adanya investor masuk di Indonesia, industri alas kaki di Tanah Air diyakini semakin meningkat kapasitas produksinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sekaligus menjadi substitusi impor serta mengisi pasar ekspor. (inilah.com)


Editor : Bsafaat