Oktober, Neraca Perdagangan Jabar Surplus

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Jabar pada Oktober lalu mengalami surplus. 

Oktober, Neraca Perdagangan Jabar Surplus
INILAH, Bandung - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Jabar pada Oktober lalu mengalami surplus. Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, dari sisi nilai sebesar US$1,52 miliar ditunjang surplus komoditi nonmigas sebesar US$1,64 miliar sedangkan komoditi migas defisit sebesar US$124,97 juta.
 
Menurutnya, dari sisi volume perdagangan luar negeri pada Oktober 2018 terjadi surplus sebesar 273,57 ribu ton. Kondisi itu disumbang komoditi nonnigas surplus sebesar 435,53 ribu ton sedangkan volume komoditi nigas defisit sebesar 161,96 ribu ton.
 
"Dilihat dari transaksi perdagangan nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode Oktober 2018 itu Jawa Barat mengalami defisit neraca perdagangan dengan tiga negara senilai US$247,95 juta. Yang berasal dari transaksi dengan Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan," kata Dody, Kamis (6/12/2018).
 
Rinciannya, untuk defisit dari transaksi dengan Tiongkok terhitung sebesar US$ 164,12 juta. Sedangkan, defisit dari transaksi dengan Korea Selatan mencapai US$68,01 juta dan dengan Taiwan sebesar US$15,82 juta.
 
Meski demikian, dia menyebutkan perdagangan nonmigas dengan negara utama lainnya menunjukkan surplus. Total surplus dari 13 mitra dagang utama mencapai US$700,22 juta. Khusus, surplus Oktober 2018 mencapai US$1,64 miliar.
 
Dody menjelaskan nilai ekspor Jabar pada Oktober ini mencapai US$2,69 miliar. Realisasi itu meningkat 5,47% dibandingkan September. Ekspor nonmigas mencapai US$2,67 miliar yang terhitung naik 6,06% dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan, ekspor migas tercatat menurun hingga 41,44% menjadi US$18,63 juta.
 
Secara year-on-year, ekspor nonmigas itu naik 1,55% dengan total ekspor naik 1,70%. Ekspor migas juga lebih tinggi 29,26% dari 2017. Pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas asal Jabar ini masih didominasi Amerika Serikat, Jepang, dan Thailand. Masing-masing senilai US$418,22 juta, US$289,07 juta, dan US$210,66 juta. Peranan ketiganya mencapai 34,35% dari total keseluruhan.
 
Di sisi impor, pada Oktober lalu nilainya mencapai US$1,17 miliar atau naik 25,82% dibandingkan September. Impor nonmigas terhitung sebesar US$1,03 miliar atau naik 22,18%. Sedangkan, impor migas naik 60,10% dari US$89,69 juta menjadi US$143,60 juta.
 
Secara year-on-year, nilai impor Jabar ini lebih rendah 38,15%. Dimana impor migas turun 5,23% dan nonmigas turun 41,00%. Impor nonmigas terbesar berasal dari Tiongkok senilai US$322,78 juta, Jepang senilai US$173,56 juta, dan Korea Selatan senilai US$141,69 juta. Dengan peran ketiganya mencapai 61,96% terhadap total nilai kumulatif impor nonmigas.


Editor : inilahkoran