Optimisme DP3AKB Jabar Tekan Stunting Menuju Indonesia Emas 2045

Sikap optimisme terus dibangun Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana atau DP3AKB Jabar dalam menekan stunting guna menyukseskan Indonesia Emas 2045.

Optimisme DP3AKB Jabar Tekan Stunting Menuju Indonesia Emas 2045
Kepala DP3AKB Jabar dr Siska Gerfianti menuturkan, upaya massif terus dilakukan dalam mengintervensi prevalensi stunting. Dimana harapannya kinerja positif ini terus membaik, guna mewujudkan Jabar nett zero stunting serta membawa generasi mumpuni untuk Indonesia Emas 2045. (yuliantono)

Pemprov Jabar sendiri sambung Dr Siska, telah banyak melakukan program dalam mengintervensi stunting. Di antaranya peningkatan kualitas pemeriksaan anteatal care (ANC) sesuai standar pemenuhan USG di seluruh Puskesmas dan ditangani oleh dokter terlatih. Pemberian obat tablet tambah darah bagi ibu hamil, ibu hamil kurang energi kronis (Bumil KEK), edukasi terhadap gizi seimbang, skrining anemia, gerakan AKSI Bergizi serentak di 1.199 sekolah.

Ini dilakukan sebagai langkah mitigasi dan deteksi dini, guna mencegah terjadinya stunting pada anak di Jawa Barat. Mengingat pencegahan adalah langkah yang paling efektif dalam mengurai masalah gagal tumbuh pada anak.

“Peningkatan kapasitas kader dan tenaga kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian obat pencegahan massal cacingan pada anak dan imunisasi rotavirus untuk mencegah diare pada anak. Pembagian paket bahan makanan berbahan baku ikan di lokasi stunting dan workshop pengolahan pangan lokal juga dilakukan,” sambungnya.

Baca Juga : Pelaksanaan Seleksi PPPK Tenaga Kesehatan di Jabar Berlangsung Aman dan Lancar 

Termasuk sosialisasi melalui digital tentang upaya penurunan stunting, peningkatan kabupaten/kota akan Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan (BABS), fasilitasi penguatan desa/kelurahan siaga aktif, Kampanye Stopan Jabar, webinar sosialisasi pelayanan ramah anak pada Puskesmas, pendamping Posyandu provinsi, kabupaten, kecamatan dan bantuan keuangan provinsi untuk operasional Pokjanal Posyandu dalam penurunan prevalensi stunting dan penguatan regulasi.

Serangkaian upaya ini kata dr Siska, diharapkan mampu mewujudkan visi Jawa Barat akan Jabar Nett Zero Stunting. Sehingga diharapkan tidak ada lagi kasus baru, minimal sesuai RPD 2024-2026 target intervensi bila belum mampu memenuhi 14 persen sesuai harapan skala nasional, setidaknya mencapai 15,52 persen.

“Berbagai strategi dilakukan yaitu penguatan sistem data dan akselerasi pelaksanaan delapan aksi konvergensi, penguatan koordinasi lintas sektor terutama nonpemerintah dan sinergi pendanaan,” ungkapnya. 

Baca Juga : Bey Machmudin Dukung Metode Wolbachia Cegah DBD di Jabar

Khususnya pada daerah yang sejauh ini masih memiliki pravalensi stunting cukup tinggi, supaya mampu menekan persentase gagal tumbuh pada anak di masa akan datang.


Editor : Doni Ramdhani