Orang Berpendidikan Tinggi dan Tinggal di Perkotaan pun Tak Luput menjadi Korban TPPO

Satu tahun terakhir, tren tindak pidana perdagangan orang (TPPO) bergeser. Saat ini banyak orang dengan pendidikan tinggi dan tinggal di perkotaan yang justru menjadi korban. 

Orang Berpendidikan Tinggi dan Tinggal di Perkotaan pun Tak Luput menjadi Korban TPPO
Padahal, biasanya para korban TPPO itu yakni orang-orang dengan latar belakang pendidikan rendah dan tinggal di perkampungan. (rd dani r nugraha)

INILAHKORAN, Soreang - Satu tahun terakhir, tren tindak pidana perdagangan orang (TPPO) bergeser. Saat ini banyak orang dengan pendidikan tinggi dan tinggal di perkotaan yang justru menjadi korban. 

Padahal, biasanya para korban TPPO itu yakni orang-orang dengan latar belakang pendidikan rendah dan tinggal di perkampungan.

"Satu tahun terakhir trennya bergeser. Kalau dulu orang yang jadi korban penempatan ilegal ini seolah yang pendidikannya rendah, ternyata pada kasus di Kamboja itu ada orang-orang yang pendidikannya S1 dan S2 dan mereka hidup di perkotaan. Mereka pergi untuk bekerja di Kamboja, ternyata dipekerjakan sebagai scaming online atau penipuan online," kata Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, Minggu 22 Oktober 2023.

Baca Juga : SBM ITB dan Taco Resmi Gulirkan Program Pendidikan Inklusi Mini SBM ITB

Dikatakan Benny, inilah pentingnya edukasi dan sosialisasi yang masif. Agar tidak menjadi korban penempatan ilegal dan TPPO. Ini juga harus menjadi kesadaran semua orang, terutama generasi milenial yang mempunyai peluang dan kesempatan untuk bekerja diluar negeri. 

"Maka dari itu generasi muda ini harus diedukasi dengan baik. Agar menyiapkan diri dengan baik, mulai dari keahlian dan juga mentalnya. Termasuk juga harus ada kesadaran untuk memproteksi teman-teman dan saudaranya agar tidak terjebak kepada penempatan ilegal dan TPPO," ujarnya.

Benny melanjutkan, selama ini BP2MI terus berusaha memerangi penempatan ilegal dan TPPO. Namun sayangnya, harus diakui sampai dengan saat ini banyak oknum pejabat negara yang justru terlibat membekingi para sindikat ini. Akibatnya, kasus penempatan ilegal dan TPPO di Indonesia masih terus terjadi.

Baca Juga : Bakal Kembali ke Jabatan Semula di KBB, Camat Lembang Ali Kurniawan Mengaku Sedih dan Ikhlas

"Pengungkapan, penangkapan dan pencegahan itu sebenarmya mudah. Karena kita sudah memetakan locus rekrutmen sesuai daerahnya. Dari suatu daerah itu tujuannya ke negara mana, lewat pintu mana. Ini hanya soal komitmen dan kemauan serta setia kepada Merah Putih saja,dan ini sudah saya sampaikan kepada Presiden," katanya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani