Pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon Disoal, DPRD Sesalkan Hanya Satu Merek

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Aan Setiawan menyesalkan persoalan pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon tersebut. Sebab, pengguna anggaran hanya memilih satu merek Acer. Padahal, banyak merek laptop dengan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) yang muatan lokalnya tinggi dan mempunyai spek yang tidak kalah dengan Acer.

Pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon Disoal, DPRD Sesalkan Hanya Satu Merek

INILAHKORAN, Cirebon - DPRD Kabupaten Cirebon mempersoalkan pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon. Pasalnya, pengadaan laptop itu hanya satu merek, Acer. 

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Aan Setiawan menyesalkan persoalan pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon tersebut. Sebab, pengguna anggaran hanya memilih satu merek Acer. Padahal, banyak merek laptop dengan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) yang muatan lokalnya tinggi dan mempunyai spek yang tidak kalah dengan Acer.

"Ya harusnya pilih lah merek lain sebagai pembanding tidak hanya satu merek saja. Ada beberapa merek yang muatan lokalnya 50 persen. Kalau Acer kan hanya 25 persen. Harusnya (pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon) bisa memberdayakan produk dalam negeri. Toh speknya cukup bagus," ungkap Aan, Selasa 4 Oktober 2022.

Baca Juga : Pemkab Cirebon Segera Siapkan Lahan Untuk Kantor Bawaslu

Meskipun Aan menilai secara aturan tidak menyalahi prosedur, tapi tiga perusahaan yang dipilih Disdik itu semuanya merek Acer. Sementara, 14 perusahaan lainnya mengusung brand berbeda. Jadi, Disdik tidak punya perusahaan pembanding karena urutan satu sampai tiga semua merek Acer.

"Saya tidak mau menyebut ini monopoli ya. Tapi harusnya, ada merek lain juga yang masuk, toh ada yang lebih tinggi speknya dari Acer dengan harga yang sama," jelasnya.

Sementara itu, Sekdis Disdik Kabupaten Cirebon Harjo menepis tudingan ada pengondisian apalagi dugaan gratifikasi dalam pengadaan TIK Disdik Kabupaten Cirebon

Baca Juga : Atap Kelas SDN 1 Bunisari Malangbong Roboh, 3 Murid Dilarikan ke Puskesmas

Menurutnya, dari 40 perusahaan, mengerucut menjadi 14 perusahaan lalu diverifikasi. Usai diverifikasi, muncul tiga perusahaan.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani