Pengamat Menilai Emil Jangan Tergesa-gesa Berbaju Partai

Gubernur Jabar Ridwan Kamil digadang-gadang masuk pusaran dua partai politik sejak tiga pekan terakhir ini. Kedua partai itu yakni Golkar dan Demokrat. 

Pengamat Menilai Emil Jangan Tergesa-gesa Berbaju Partai
net

INILAH, Bandung - Gubernur Jabar Ridwan Kamil digadang-gadang masuk pusaran dua partai politik sejak tiga pekan terakhir ini. Kedua partai itu yakni Golkar dan Demokrat

Pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi angkat bicara mengenai munculnya nama Ridwan Kamil dalam letupan internal partai politik. Hal tersebut, menunjukan sosoknya muncul sebagai figur elektoral.

Menurutnya, tokoh-tokoh muda seperti Ridwan Kamil dinilai para pengurus partai politik yang tidak memiliki figur, merupakan darah segar. Itu karena dianggap memiliki kapasitas untuk meningkatkan kader. 

Baca Juga : Satu Tahun COVID-19: Ikhtiar Jabar Kendalikan Pandemi Belum Usai

Muradi melihat faktor ini yang menjadikan nama Emil -sapaan Ridwan Kamil- masuk dalam bursa Ketua Umum Demokrat versi KLB.

“Saya kira Kang Emil memungkinkan untuk itu apalagi misalnya AHY sudah hampir setahun memimpin partai tapi gak naik elektabilitas dia. Dia masih di luar sepuluh besar. Lima besar kan RK, Prabowo, Ganjar, Anies, Sandiaga. Jadi mungkin Demokrat butuh orang yang bisa meningkatkan elektoral partai. Wajar saja dan Kang Emil punya peluang itu dan sama seperti peluang dia memimpin partai di Golkar. Oke saja karena partai yang siap secara regenerasi maksimal sampai 2022 maka dia akan mampu kompetitif di 2024,” katanya saat dihubungi wartawan di Bandung, Rabu (3/3/2021).

Kendati demikian, dia menilai akan lebih baik jika Ridwan Kamil tidak tergesa-gewa dan terbujuk angin surga yang muncul dari konflik internal partai politik. Sebab, Ridwan Kamil berangkat menjadi kepala daerah sebagai tokoh non partai maka posisi saat ini jauh lebih baik ketimbang buru-buru berbaju politik. Namun peluangnya untuk melirik partai politik menurutnya masih terbuka mengingat masih banyak partai yang belum memiliki figur yang bisa memiliki nilai elektoral tinggi. 

Baca Juga : Satu Tahun COVID-19, Donasi Masih Terus Mengalir

“Kalau memungkinkan untuk bisa masuk (partai) dia harus bisa mempertimbangkan partai lain di luar partai yang menawarkan sebagai calon ketua umum. Karena banyak partak yang sebenanrya belum punya kader, seperti PAN, Demokrat, NasDem. Jadi peluang Kang Emil akan baik kalau menjaga ritme untuk menggali dukungan dari partai lain.Kalau dia ambil contoh Golkar saja maka ceruknya habis hanya dapat kolam kecil. Sementara karakternya lebih leluasa bergerak di kolam besar. Ini perlu digarisbawahi,” tuturnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani