Pengidap HIV di Jabar Capai 6 Ribuan Orang, Tertinggi di Kota Bekasi dan Kota Bandung

Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Yudi Koharudin membeberkan, merujuk data dari Januari-Agustus 2023. Kasus pengidap human immunodeficiency virus (HIV) di 27 kota/kabupaten telah mencapai 6.379 jiwa.

Pengidap HIV di Jabar Capai 6 Ribuan Orang, Tertinggi di Kota Bekasi dan Kota Bandung
Persebarannya hampir merata di seluruh Jabar. Daerah yang menduduki peringkat paling tinggi pengidap HIV yakni Kota Bekasi dan Kota Bandung. (ilustrasi/net)

INILAHKORAN, Bandung - Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Yudi Koharudin membeberkan, merujuk data dari Januari-Agustus 2023. Kasus pengidap human immunodeficiency virus (HIV) di 27 kota/kabupaten telah mencapai 6.379 jiwa.

Persebarannya hampir merata di seluruh Jabar. Daerah yang menduduki peringkat paling tinggi pengidap HIV yakni Kota Bekasi dan Kota Bandung.

"Kota Bekasi dan Kota Bandung paling tinggi kasus HIV di Jabar. Kemudian ada Kabupaten Bekasi juga, Kabupaten Bogor, dan Indramayu juga tinggi," ujarnya di Kota Bandung, Minggu 24 September 2023.

Baca Juga : Genjot Perekonomian Masyarakat, Nurul Arifin Harap Pemda Rilis Perda Perlindungan UMKM

Angka ini kata Yudi, didapat melalui uji tes sampel secara massif di populasi kunci pada orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena HIV di kota/kabupaten se-Jabar.

Dia menambahkan, dalam penanganan penderita Pemprov Jabar melakukan beberapa tindakan dengan memberikan obat ARV ke layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) yang terdapat di masing-masing kabupaten/kota.

"Kita ada PDP. Jadi para ODHA ini begitu sudah dinyatakan positif harus datang ke layanan PDP untuk mendapatkan terapi Arv nya. Jadi begitu ditemukan positif itu harus segera minum ARV," ucapnya. 

Baca Juga : Plh. Sekda Jabar: Pemadaman TPA Sarimukti Sudah 90 Persen

Terkait ketersediaan ARV, Yudi mengaku Jabar sejauh ini belum pernah mengalami kekurangan, meski semua obat tersebut diberikan secara gratis untuk ODHA seumud hidup. Dimana harapannya obat ini dapat menurunkan penularan ke individu lain, sehingga mampu mengurangi korban tambahan.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani