Petani Milenial Cikal Regenerasi

Regenerasi petani merupakan kebutuhan mendesak. Supaya lebih menarik minat generasi muda, dibutuhkan inovasi yang relatif mengikuti perkembangan zaman.

Petani Milenial Cikal Regenerasi
Foto: Syamsuddin Nasoetion

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar Herawanto meyakini inisiasi Pemprov Jabar itu sebagai motor untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi. Dia mengatakan, sejauh ini pertanian merupakan sektor unggulan ketiga yang menyumbang ekonomi terbesar ke-3 di Jabar. Untuk itu, sektor pertanian membutuhkan kontribusi tenaga kerja muda yang memiliki intensitas pemanfaatan teknologi dan daya inovasi tinggi. 

“Apalagi, pandemi ini membuktikan sektor pangan dan teknologi itu relatif tahan banting. Kita mengharapkan Jabar ini menjadi kekuatan pertanian dengan teknologi,” kata Herawanto. 

Selain itu, dia mengaku konsep petani milenial tersebut ditangkap para pimpinan di BI pusat sebagai inisiasi yang relatif mumpuni. Artinya, jika program itu berhasil maka pemerintah pusat tinggal copy-paste di daerah lain. Dukungan ini mempertimbangkan sisi strategis program petani milenial selaras dengan tugas pengendalian inflasi, program pengembangan ekonomi dan UMKM, termasuk pengembangan ekonomi pesantren dan perluasan digitalisasi ekosistem ekonomi yang telah dan akan dilakukan BI.

Baca Juga : BI Prediksi Jabar Jadi Basis Petani Milenial Berbasis Teknologi

Sedangkan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan program ini durasinya relatif panjang. Dia mengaku, dalam masa kepemimpinannya akan mencetak 100.000 petani milenial sebagai target. Pada kick-off tahun ini, pihaknya akan menyeleksi 5.000 petani milenial.

“Dari kuota itu, alhamdulillah sampai sekarang animo para milenial menjadi petani itu lumayan tinggi. Selama masa pendaftaran, terdapat 8.000 petani milenial yang berminat. Ini menunjukkan sektor pertanian dengan kecangggihan teknologi disukai para milenial,” sebutnya.

Pria yang akrab disapa Emil itu pun menjelaskan program petani milenial itu mendukung food security. Selain itu, program itu pun bisa menekan tingginya angka pengangguran yang terdampak Covid-19 secara relatif cepat. 

Secara konsep, program yang mengusung tagline “Tinggal di Desa, Rejeki Kota, Bisnis Mendunia” ini antara lain bertujuan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian yang memiliki inovasi, gagasan, dan kreativitas. 


Editor : Doni Ramdhani