Prediksi Jadi Fenomena Gunung Es, Dinkes KBB Sebut Angka Positif HIV/AIDS Sudah Mencapai Segini

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memprediksi kasus HIV/AIDS di wilayah laiknya fenomena gunung es.

Prediksi Jadi Fenomena Gunung Es, Dinkes KBB Sebut Angka Positif HIV/AIDS Sudah Mencapai Segini
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memprediksi kasus HIV/AIDS di wilayah laiknya fenomena gunung es./ilustrasi
INILAHKORAN, Ngamprah - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memprediksi kasus HIV/AIDS di wilayah laiknya fenomena gunung es.
Pasalnya, berdasarkan data yang tercatat pihaknya bisa saja tidak mencerminkan angka kasus sesungguhnya yang ada di masyarakat lantaran banyak yang tidak melapor. 
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Nurul Rasihan mengungkapkan, data yang tercatat di pihaknya mungkin belum menggambarkan kondisi sesungguhnya. 
"Meskipun, saat ini angkanya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun," katanya kepada wartawan.
Sebenarnya, jelas dia, kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kendati begitu, mungkin ada yang tidak dilaporkan. 
"Kalau kasus HIV/AIDS di KBB dari Januari sampai Juni 2022 ada sebanyak 46 orang," jelasnya.
Secara kumulatif, sebut dia, sejak tahun 2011 sampai sekarang total ada 550 penderita HIV/AIDS di KBB. Menurutnya, jumlah tersebut mungkin sekarang bisa bertambah seiring dengan aktivitas masyarakat yang kembali normal. 
"Oleh karenanya kami terus memantau kelompok berisiko yang berpotensi tertular," ujarnya.
Ia menerangkan, kelompok tersebut seperti yang berperilaku kerap bergonta-ganti pasangan dan bertukar jarum suntik, seperti wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), ibu hamil dan menyusui, serta pengguna napza suntik (penasun). 
"Jika ditemukan ada yang terpapar atau penyintas HIV/AIDS, maka akan dilakukan skrining termasuk terhadap para pasangan mereka," terangnya.
Sebab, lanjut dia, pasangan para penyintas HIV/AIDS masuk dalam bagian populasi kunci yang bisa tertular dari hubungan suami istri.
"Ibu hamil juga rentan menularkan virus secara vertikal kepada bayi yang dikandungnya. Sehingga baiknya harus diperiksa HIV/AIDS-nya," ucapnya.
Sementara itu, untuk kasus ibu hamil di KBB ada diantaranya delapan orang yang positif HIV/AIDS. Untuk penularannya masih dilakukan identifikasi tapi bisa saja mereka tertular dari suaminya. 
"Untuk penderita lainnya kategori LSL ada 28, waria 4, dan lain-lain 4 orang," ujarnya.
"Orang yang terkena virus HIV/AIDS agak sulit terbuka. Entah karena malu sehingga tidak mau bicara terbuka terkait dengan penyakit yang dideritanya, itu yang jadi tantangan," pungkasnya.*** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana