Rahmat Allah Juga Melingkupi Para Pendosa

Hiduplah seorang abid yang sangat menanti datangnya bulan Ramadhan. Begitu rindunya dengan Ramadhan, sampai-sampai salah seorang muridnya bertanya, "Wahai yang dekat dengan Allah, mengapa engkau begitu menginginkan bertemu Ramadhan?"

Rahmat Allah Juga Melingkupi Para Pendosa
Ilustrasi/Net

Hiduplah seorang abid yang sangat menanti datangnya bulan Ramadhan. Begitu rindunya dengan Ramadhan, sampai-sampai salah seorang muridnya bertanya, "Wahai yang dekat dengan Allah, mengapa engkau begitu menginginkan bertemu Ramadhan?"

Abid itu pun menjawab, "Sesungguhnya dalam bulan Ramadhan terdapat malam yang mana aku merasa begitu dekat dengan Rabb-ku. Itulah malam lailatul qadr. Aku pun benar-benar ingin mendapatkan karunia malam tersebut. Barangsiapa yang mendapatkan kemuliaan malam itu, sungguh ia akan menjadi sebaik-baik manusia."

Bulan Ramadhan pun datang. Tiap malam sang abid tak pernah lupa ataupun lelah untuk berdoa mendapat kemuliaan malam lailatu qadr. "Wahai Pemilik bulan penuh rahmat ini, sayangilah aku, ampunkanlah dosa-dosaku. Sungguh Engkau adalah sebaik-baik Tuan bagi hamba sahayaNya, karuniakanlah aku lailatul qadr." Begitulah, abid selalu berdoa tiap malam untuk mendapat kemuliaan malam yang dinantinya.

Baca Juga : Iktikaf Wajib di Masjid, Masjid yang Bagaimanakah?

Hari-hari Ramadhan hampir berakhir, namun sang abid merasa resah seakan tak mendapatkan kemuliaan lailatul qadr. Ia pun mulai bertanya-tanya. Hatinya tak tenang. Hingga suatu malam dia pun melihat cahaya berkilauan. Manakal dia mencari tahu asal cahaya itu, dia menemukan bahwa cahaya itu berasal dari rumah tetangganya.

Keesokan harinya si abid memperhatikan sosok tetangganya itu dan membatin: "Kebaikan apa yang membuat cahaya berkilauan muncul dari rumahnya. Sepertinya tak begitu banyak amal ibadah yang dilakukan tetangganya itu. Ia juga jarang sholat berjamaah di masjid."

Akhirnya si abid memutuskan bertanya pada si tetangga, "Hai jiran, sungguh apa yang telah kau minta pada malam al-qadr?"

Baca Juga : Syarat Sah dan Kriteria Itikaf

"Hai abid, tak ada hal istimewa yang kuminta. Aku hanya memohon pada Allah agar memberikan karunia malam qadr pada istriku yang telah berkorban untuk kami sekeluarga melaksanakan bulan Ramadhan ini dengan penuh khidmat."

Halaman :


Editor : Bsafaat