Rasulullah Larang Umatnya Putus Tali Persaudaraan

ABDULLAH bin Abi Awfa bercerita: Kami waktu itu sedang berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa Aalihi wasallam. Tiba-tiba beliau berkata: "Janganlah duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan persaudaraan."

Rasulullah Larang Umatnya Putus Tali Persaudaraan
NET

ABDULLAH bin Abi Awfa bercerita: Kami waktu itu sedang berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa Aalihi wasallam. Tiba-tiba beliau berkata: "Janganlah duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan persaudaraan."
 

Segera seorang pemuda berdiri meninggalkan majelis Rasulullah. Rupanya sudah lama ia bertengkar dengan bibinya. Ia lalu meminta maaf kepada bibinya dan bibinya pun memaafkannya. Setelah itu, barulah ia kembali kepada majelis Nabi. 

Nabi Saw berkata: "Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di situ ada orang yang memutuskan persaudaraan. (Al-Targhib 3:345)

Perhatikanlah keluarga kita, kaum yang paling kecil. Bila di dalamnya ada beberapa orang yang sudah tidak saling menegur, sudah saling menjauhi, apalagi kalau di belakang saling menohok dan memfitnah, maka rahmat Allah akan dijauhkan dari seluruh anggota keluarga itu. Kemudian, perhatikan umat Islam Indonesia, kaum yang lebih luas. 

Bila di dalamnya masih ada kelompok yang mengkafirkan kelompok yang lain, atau membentuk jamaah tersendiri dan mengasingkan diri dari jamaah yang lain, atau tidak mau bershalat jamaah dengan kelompok yang pendapatnya berbeda, maka seluruh umat akan terputus dari rahmat Allah SWT.

"Maukah kalian aku tunjuki amal yang lebih besar pahalanya dari shalat dan puasa? Tanya Rasulullah Saw kepada sahabat-sahabatnya." "Tentu saja," jawab mereka. Rasulullah menjawab, "Engkau damaikan orang-orang yang bertengkar." 

Menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang berpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka adalah amal shaleh yang besar pahalanya. 

Halaman :


Editor : Bsafaat