Sahur Berdarah di Kabupaten Sukabumi, Begini Cerita Warga, Dikira Maling Ternyata...

Sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi memicu perhatian tetangga korban di Cibadak. Bagaimana kejadian versi mereka?

Sahur Berdarah di Kabupaten Sukabumi, Begini Cerita Warga, Dikira Maling Ternyata...
Polisi memasang garis polisi dalam peristiwa sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi. AR tega menghabisi pamannya sendiri, Nano Supriatno di Kecamatan Cibadak, Sukabumi.

Peristiwa sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi yang menewaskan Nano Supriatno diduga terjadi karena cekcok mulut antara keduanya. Percekcokan itu terjadi tak lama setelah Nano baru saja sahur untuk melaksanakan ibadah puasa.

Melihat AR dan Nano terlibat cekcok mulut, kakak korban yakni Tato Supriatno mencoba melerai.

Namun, tiba-tiba AR mengeluarkan sebilah pisau yang kemudian menusukannya ke beberapa bagian tubuh Nano. Akibatnya korban meninggal dunia di tempat.

Baca Juga : Sahur Berdarah di Kabupaten Sukabumi, Ponakan Tega Habisi Pamannya Sendiri di Cibadak

Sementara Tato yang terkejut melihat adiknya ditusuk keponakannya langsung tak sadarkan diri dan akhirnya ikut meninggal dunia di lokasi.

Kapolsek Cibadak, Kompol Ridwan Ishak mengatakan dari keterangan beberapa saksi Nano tewas akibat ditusuk oleh pelaku, sementara kakak korban yakni Tato meninggal diduga terkena serangan jantung akibat terkejut melihat adiknya dibunuh secara sadis oleh tersangka.

“Pelaku sudah kami tahan di sel Mapolsek Cibadak dan saat ini masih dimintai keterangan oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Cibadak mengetahui motif di balik aksi pembunuhan tersebut,” katanya.

Baca Juga : Sebanyak 6 Pelaku Pencabulan Diringkus Polisi, Salah Satunya Kakek 70 Tahun di Sukabumi

Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, kasus sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi yang terjadi di Kelurahan/Kecamatan Cibadak ini berawal saat tersangka mendatangi rumah korban dalam kondisi emosi.


Editor : Zulfirman