Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

DI Indonesia, suasana semarak ibadah masyarakat, kita jumpai ketika datang bulan Ramadhan. Masjid yang biasanya sepi dari jamaah, mendadak membludak ketika taraweh pertama.

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah
Ilustrasi/Net

DI Indonesia, suasana semarak ibadah masyarakat, kita jumpai ketika datang bulan Ramadhan. Masjid yang biasanya sepi dari jamaah, mendadak membludak ketika taraweh pertama.

Jamaah subuh yang umumnya dihadiri duaorang (imam dan muadzin), bisa menjadi puluhan orang. Bahkan orang yang setahun tidak pernah menyentuh masjid, tiba-tiba berada di shaf paling pertama ketika shalat jamaah subuh.

Semua peristiwa itu, hanya kita jumpai di bulan Ramadhan. Banyak kaum Muslimin telah sadar, Ramadhan merupakan momen terbesar untuk mendapatkan ribuan pahala. Barangkali ini bagian dari jasa besar para khatib, yang terus memotivasi masyarakat untuk menyemarakkan Ramadhan, menyambut Ramadhan dengan berbagai amal ibadah dan ketaatan. Ramadhan menjadi bulan yang identik dengan semarak ibadah kaum muslimin. Walhamdu lillah

Baca Juga : Tamak Mempercepat Kematian

Sayangnya, suasana semarak ibadah semacam ini tiba-tiba sirna begitu Ramadhan berlalu. Seolah bulan suci untuk ladang pahala, hanyalah bulan Ramadhan.

Bulan Dzulhijjah, terlupakan?Lain halnya bulan Dzulhijjah. Masyarakat kita belum banyak yang menyadari bahwa Dzulhijjah termasuk bulan yang istimewa. Padahal banyak dalil yang menunjukkan bahwa di bulan Dzulhijjah, amal soleh dilipat gandakan.

Sebagaimana pahala yang dijanjikan ketika ramadhan. Dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Baca Juga : Yuk Sadarkan Diri dengan Ingat Kematian!

:

Halaman :


Editor : Bsafaat