Tradisi Uroe Meugang Khas Aceh Menyambut Ramadan

Keniscayaan jika harga daging setiap menjelang puasa Ramadan di seluruh Provinsi Aceh mencapai klimaksnya yakni di atas Rp150.000 per kilogram, bahkan terkadang bisa mencapai Rp200.000 per kilogram.

Tradisi Uroe Meugang Khas Aceh Menyambut Ramadan
Tradisi Uroe Meugang khas Aceh saat sambut Ramadan. (Antara Foto)

Masing-masing peserta patungan itu mendapatkan satu tumpuk, yang isinya daging khas, tulang, dan daging bagian dalam dari hewan yang disembelih.

Tradisi meugang yang dilaksanakan setiap menyambut bulan suci Ramadan itu sudah digelar di Aceh sejak ratusan tahun silam, dan memiliki makna sakral di tengah-tengah masyarakat religius di provinsi ini.

Bahkan, pelaksanaan meugang ini tidak hanya di lakukan menjelang puasa, tapi juga pada sehari menjelang hari raya Idul Fitri serta sehari menyambut pelaksanaannya hari raya Idul Adha.

Pengamat sejarah dan adat Aceh, M Adli Abdullah, mengatakan tanpa meugang bagi masyarakat "Serambi Mekah" ini seakan-akan terasa hambar dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadan.

Perayaan meugang di Aceh walau bukan sebuah kewajiban, namun sudah menjadi adat kebiasaan, sehingga jarang dijumpai dalam masyarakat Aceh yang tidak makan daging sapi atau kerbau menjelang Ramadan ini.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala itu, menjelaskan awalnya tradisi meugang menjelang puasa Ramadan ini dimulai sejak masa kepemimpinan Sultan Alaiddin Iskandar Muda Meukuta Alam (1607-1636).

"Pada saat itu sultan mengadakan acara menyembelih hewan ternak sapi dalam jumlah yang banyak dan dagingnya dibagi-bagikan kepada seluruh rakyatnya," katanya mengisahkan.


Editor : suroprapanca