Ajak Gen Z dan Semua Kalangan Semangat Lestarikan Bahasa Sunda, BSA Gelar Road Show and Talk Show

Barisan Sunda Asli (BSA) menggelar road show dan talk show di sejumlah situs sejarah yang menceritakan sejarah dan kebudayaan Sunda.

Ajak Gen Z dan Semua Kalangan Semangat Lestarikan Bahasa Sunda, BSA Gelar Road Show and Talk Show

"Jadi kita harus tetap ingat ke leluhur kita. Bahwa leluhur kita telah menciptakan parit dan bendungan dari dulu kala tidak menutup kemungkinan bendungan dan parit yang Belanda buat pun mengikuti cara kita dengan menciptakan parit ataupun bendungan mereka yang ada saat ini dan dicontoh oleh Belanda zaman dulu. Jadi leluhur kita itu orang-orang yang sangat pintar, dan generasi-generasi muda seperti kita harus mengikuti spirit mereka dan berhubungan dengan Tatanen Hirup," bebernya.

Bendahara Umum BSA Zakaria Fadillah mengatakan, perkembangan digitalisasi dan teknologi sekarang, khususnya anak muda Gen Z dan milenial harus ikut serta bekerja sama menjaga dan memelihara budaya-budaya yang sudah ditinggalkan oleh nenek moyang. Jangan sampai budaya yang ada di bangsa ini terkubur oleh budaya-budaya barat yang kian banyak masuk ke negara kita sendiri.

“Mari semua unsur generasi warga negara indonesia turut serta menjaga dan melestarikan kebudayaan, dengan target bonus demografi indonesia emas 2045 akan bisa tercapai salah satunya jika peran anak-anak muda bergotong royong dan bekerja sama untuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia, karena suatu bangsa yang besar jika hilang budayanya makan hilang juga identitas bangsanya.

“3M menurutnya yang harus dilakukan oleh kita anak-anak muda untuk menjaga kebudayaan bangsa ini, yaitu Mengenal, Mempelajari, dan memperkenalkan. Mengenal dan mempelajari budaya yang ada di bangsa ini, dan memperkenalkan budaya kita kepada orang lain, dengan cara promosi tentang budaya itu sendiri di media sosial atau bahkan turut aktif dan mengikuti kegiatan kebudayaannya, itulah salah satu bentuk kita untuk turut serta menjaga dan melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia,“ tambahnya.

Sementara itu, Penjaga Taman Rekreasi Geopark Batu Ampar atau Batu Mahpar Agus menjelaskan, tempat tersebut memiliki hamparan batu sepanjang 29 kilometer. Batu tersebut terletak di kaki Gunung Galunggung.

"Jutaan tahun yang lalu batu 29 kilometer itu terbentuk dari endapan lava. Kalau kita berjalan kaki menyusuri batu itu memakan waktu 4 hari 4 malam. Bahkan menurut tim ekspedisi di sana ada tempat luasnya hektaran hamparan batu. Basa Sundanya itu adalah batu anu ngampar (batu yang menghampar)," kata Agus.

Kawasan tersebut juga, kata dia, berdiri Museum Galunggung yang menyimpan ragam benda peninggalan ragam benda sejarah masa Kerajaan Galunggung Sunda abad ke-7. Taman tersebut juga menjadi destinisi wisata para penduduk lokal maupun luar.


Editor : Ahmad Sayuti