Balasan Segera di Dunia Jika Durhaka pada Orangtua

MAM Nawawi dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim (2:77) berkata, "Uququl walidain atau durhaka kepada orang tua adalah segala bentuk menyakiti orang tua." Para ulama juga mengatakan bahwa taat kepada orang tua itu wajib dalam segala hal selama bukan dalam maksiat.

Balasan Segera di Dunia Jika Durhaka pada Orangtua
Ilustrasi/Net

MAM Nawawi dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim (2:77) berkata, "Uququl walidain atau durhaka kepada orang tua adalah segala bentuk menyakiti orang tua." Para ulama juga mengatakan bahwa taat kepada orang tua itu wajib dalam segala hal selama bukan dalam maksiat.

Dalam ayat disebutkan perintah berbakti kepada orang tua,

"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23)

Baca Juga : Dua Jenis Zikir yang Perlu Kita Bedakan

Mengenai maksud berkata uff (ah) dalam ayat, dikatakan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dari perkataan para ulama, "Segala bentuk perkataan kasar dan jelek kepada orang tua." (Tafsir Ath-Thabari, 15:82).

Imam Ath-Thabari rahimahullah mengatakan bahwa tugas kita adalah tidak mengatakan kata-kata kasar ketika melihat salah satu atau kedua orang tua kita (karena usia tuanya) melakukan tindakan mengganggu orang lain. Sikap kita semestinya sabar dan berharap pahala yang besar dengan bersabar menghadapi keduanya sebagaimana orang tua kita pun bersabar menghadapi kita ketika kita masih kecil. (Tafsir Ath-Thabari, 15:82)

Dari Nufai bin Al-Harits Ats-Tsaqafi Abu Bakrah radhiyallahu anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Baca Juga : Orang yang Bermain Dadu Salatnya tak Diterima

"Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini]berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]daripada perbuatan melampaui batas (kezaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)." (HR. Tirmidzi, no. 2511; Abu Daud, no. 4902; dan Ibnu Majah, no. 4211. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)


Editor : Bsafaat