Bidik 158 Juta Muslim Traveler

Di industri pariwisata, kini muncul pasar anyar yang jumlahnya relatif signifikan. Tahun ini, dikabarkan terdapat 158 juta muslim traveler yang bergerak seantero bumi.

Bidik 158 Juta Muslim Traveler
Foto: Doni Ramdhani

INILAH, Bandung - Di industri pariwisata, kini muncul pasar anyar yang jumlahnya relatif signifikan. Tahun ini, dikabarkan terdapat 158 juta muslim traveler yang bergerak seantero bumi.

“Pergerakan muslim traveler di dunia ini luar biasa. Potensinya ada sekitar 158 juta orang muslim traveler yang berpindah dari satu negara ke negara lain, dari satu destinasi ke destinasi lain,” kata Staf Ahli  Menteri Pariwisata Anang Sutono usai pembukaan Travel Mart 2019 Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Rabu (24/4/2019).

Menurutnya, ke depan potensi itu akan semakin meningkat. Pada 2026 mendatang, estimasinya mencapai 230 juta orang. Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia diakuinya kudu bisa mengambil potensi tersebut.
 
Anang menegaskan, untuk bisa merebut hati para wisatawan tersebut semua stakeholder terkait harus bisa memahami konsep pariwisata halal. Caranya, para praktisi dan insan parisiwata itu memperhatikan terkait kebutuhan dan keinginnan kebutuha para muslim traveler yang harus dipenuhi.

Setiap produk makanan yang ditawarkan itu harus tersertifikasi halal. Selain itu, setiap hotel dan restoran yang ada juga sebaiknya mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memiliki otoritas.

“Kalau halal food saja tidak bisa disertifikasi, akibatnya kesempatan merebut hari para muslim travrler itu akan diambil negara lain,” ujarnya.

Hal lainya yakni terkait destinasi yang mengedepankan konsep muslim friendly. Dia menyebutkan, tak sedikit para wisatawan itu mengeluhkan kesulitan berwudu di sejumlah hotel. Sebab, mereka terpaksa mengangkat kaki ke wastafel karena ketiadaan tempat wudu yang repesentatif di hotel.

“Ketiadaan fasilitas wudu di kamar hotel itu unfriendly dan bukan halal lifestyle. Itu tidak sesuai dengan needs dan wants seorang muslim,” tambahnya seraya menyebutkan jadwal atraksi yang ditawarkan pun harus menyesuaikan waktu salat.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani