Cegah Gagal Ginjal Akut pada Anak, RS UKM Margaasih Berikan Obat Puyer dan Infus pada Pasiennya

Adanya larangan pemberian obat sirup kepada anak-anak karena kasus gagal ginjal akut mengubah cara RS UKM Margaasih memberi obat kepada pasiennya. Kini, obat diberikan melalui infus dan puyer.

Cegah Gagal Ginjal Akut pada Anak, RS UKM Margaasih Berikan Obat Puyer dan Infus pada Pasiennya
Direktur RS UKM Margaasih dr Theresia Monica Raharjo mengatakan, pihaknya langsung mengubah cara pemberian obat kepada pasien anak untuk mencegah kasus gagal ginjal akut. Jika sebelumnya obat untuk pasien anak balita itu sirup, kini beralih dalam bentuk puyer dan infus. (rd dani r nugraha)

INILAHKORAN, Soreang - Adanya larangan pemberian obat sirup kepada anak-anak karena kasus gagal ginjal akut mengubah cara RS UKM Margaasih memberi obat kepada pasiennya. Kini, obat diberikan melalui infus dan puyer.

Direktur RS UKM Margaasih dr Theresia Monica Raharjo mengatakan, pihaknya langsung mengubah cara pemberian obat kepada pasien anak untuk mencegah kasus gagal ginjal akut. Jika sebelumnya obat untuk pasien anak balita itu sirup, kini beralih dalam bentuk puyer dan infus.

"Kalau untuk pasien anak yang sedang menjalani perawatan itu tidak ada kendala. Karena semua obatnya dimasukan ke dalam tubuh pasien melaui infus," kata dr Theresia di RS UKM Margaasih Kabupaten Bandung, Senin 24 Oktober 2022.

Baca Juga : Kampung Wisata Kreatif Pasir Kunci Diresmikan, Nikmati Top View Bandung

Namun, kata Theresia, jika pasien anak ini telah keluar dari ruang perawatan dan menjalani rawat jalan. Tentunya, pemberian obat menjadi tanggungjawab orang tua pasien. Pemberian obat puyer ini tentu sedikit merepotkan bagi orang tua pasien anak balita. Sehingga, diperlukan siasat atau cara agar anak tetap mau makan obat puyer yang memang rata-rata rasanya pahit.

"Ibu-ibu bisa menyiasatinya dengan mencampurkan sirup gula atau madu. Selain itu harus sabar juga yah karena memang anak balita biasanya sulit minum obat, apalagi ini bentuknya puyer," ujarnya.

Theresia melanjutkan, mengubah cara pemberian obat sirup menjadi puyer itu di rumah sakitnya itu memang menjadi pekerjaan tambahan bagi para pekerja bidang farmasi di rumah sakit tersebut. Karena, harus mencampur beberapa obat, menghaluskan dan  memisahkan. Kemudian membungkus dengan kertas-kertas kecil. Pekerjaan ini tentunya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian serta kesabaran.

Baca Juga : FK3I Jabar : Pembangunan Kolam Retensi Harus Dibarengi Drainase

"Setiap hari itu kan ada ratusan anak yang memerlukan obat dari bagian farmasi. Kalau jumlah tenaga kerja bagian farmasi kami tidak ada masalah karena sudah cukup. Tapi yang sedang kami lakukan sekarang adalah perluasan ruangannya, karena kan mengubah obat jadi puyer ini memerlukan ruang lebih besar dari yang sekarang ini," katanya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani