Dukung Rencana Pemerintah Pusat, Jabar Siap Mulai Vaksinasi COVID-19 

Indonesia semakin menjejak rencana vaksinasi COVID-19 perdana di Tanah Air. Pemerintah pusat mulai Bio Farma secara bertahap mendistribusikan vaksin COVID-19 ke 34 provinsi di Indonesia mulai 3 Januari 2021.  

Dukung Rencana Pemerintah Pusat, Jabar Siap Mulai Vaksinasi COVID-19 
istimewa

"Kami sedang menyimulasikan, memerintahkan kepada seluruh bupati/wali kota, agar minggu ini simulasi vaksin COVID di wilayah masing-masing. (Kota) Depok sudah oleh saya, (Kota) Bogor sudah oleh Pak Presiden, Kabupaten Bekasi sudah oleh Pak Wapres, sisanya akan dilakukan oleh bupati/wali kota masing-masing," ujar Kang Emil. 

Pemda Provinsi Jabar pun terus meningkatkan kesiapan SDM dan logistik. Dari data Satgas Penanganan COVID-19 Jabar, terdapat 1.094 puskesmas sudah terlatih, 27 wakil supervisor kabupaten/kota sudah terlatih, 67 rumah sakit umum di 27 kabupaten/kota sudah terlatih, 18 RS TNI, Polri, BUMN, sudah terlatih, serta tambahan 46 cold chain TCW 3000. 

Saat ini, logistik pendukung vaksin COVID-19 mencakup APD set, rompi vaksinator, serta logistik alat kesehatan lainnya sedang dalam tahap distribusi ke 27 kabupaten/kota se-Jabar. Per 31 Desember 2020 pun, seluruh daerah di Jabar telah memiliki Vaccine Refrigerator TCW 3000 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Baca Juga : Penerbangan Komersial Belum Normal, Dishub Genjot Peluang Bisnis Kargo di Bandara Kertajati

Terkait vaksinasi, Kang Emil pun menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk menjelaskan skala prioritas penerima vaksin di Tahap I maupun seterusnya maupun mengenai tujuan menuju herd immunity. 

"(Warga) diedukasi, kenapa tidak semua disuntik. Ilmiahnya, yang divaksin akan melindungi yang tidak (divaksin), tapi bagaimana bahasa itu bisa disampaikan kepada ibu-ibu hingga anak-anak," tutur Kang Emil. 

Selain itu, Kang Emil mengusulkan agar jadwal vaksinasi di Indonesia termasuk Jabar bisa dipersingkat. Caranya, dengan mengurangi durasi pemberian vaksin terhadap masing-masing individu penerima vaksin. 

"Bisa tidak jika orang tidak perlu menunggu setelah divaksin. Pulang saja, kalau ada reaksi baru kembali lagi (ke tempat vaksinasi). Itu bisa menghemat setengah waktu. Minimal hanya 30 menit per orang. Itu akan menyelesaikan penyuntikan di jam normal tanpa lembur," tutur Kang Emil. 


Editor : JakaPermana