Emil Bayangkan Jika Masyarakat Jabar Kompak, Isyarat Pilpres 2024?

Gubernur Ridwan Kamil membayangkan, andai masyarakat Provinsi Jawa Barat kompak, mungkin kultur peta politik dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan terjadi anomali, terhadap adagium ‘presiden harus orang Jawa’.

Emil Bayangkan Jika Masyarakat Jabar Kompak, Isyarat Pilpres 2024?

INILAHKORAN, Bandung – Gubernur Ridwan Kamil membayangkan, andai masyarakat Provinsi Jawa Barat kompak, mungkin kultur peta politik dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan terjadi anomali, terhadap adagium ‘presiden harus orang Jawa’.

Mitos tentang ramalan Jayabaya menyebut bahwa akan ada sosok ksatria piningit dan ratu adil, yang akan membawa tanah Jawa dan Indonesia secara keseluruhan pada kemajuan, berasal dari keturunan Kerajaan Majapahit. Seolah mengukuhkan pemimpin Indonesia harus orang Jawa, guna memvalidasi ramalan tersebut.

Mulai dari Soekarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo, adalah bukti seakan sudah ditakdirkan pemimpin Indonesia hanya boleh orang Jawa. Hanya BJ Habibie yang bukan murni orang Jawa, karena lahir di Provinsi Gorontalo, kendati memiliki garis keturunan Jawa dari ibunya yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Bahkan Jusuf Kalla pun pernah berkelakar, mungkin butuh sekitar 100 tahun sejak Indonesia merdeka untuk memiliki presiden dari luar Jawa. Sejalan dengan pengalamannya, yang tiga kali kalah dalam kontestasi Pilpres.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil berseloroh andai program Petani Milenial yang dicetuskan dalam kepemerintahannya di Jawa Barat diaplikasikan secara nasional, mungkin swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi secara merata dapat tercipta. Tentunya harus didukung kepiawaian seorang pemimpin.

“Saya dan rektor IPB (Arif Satria) membangun sebuah optimisme ke Jawa Barat, melalui konsep petani milenial. Ini untuk menyelesaikan krisis petani yang semakin tua, pekerja akan menghilang dan teknologi menjadi solusi. Bayangkan kalau itu terjadi ke seluruh Indonesia, luar biasa. Ini bukan kampanye, karena belum. Duka teuing, kersa ning Allah eta mah. Pokoknya Jabar punya konsep bagi warganya sendiri. Kalau mau di copy-paste untuk kesejahteraan Indonesia, mangga,” ujarnya dalam sambutan pelantikan MPW ICMI Orwil Jabar di Gedung Sate, Senin lalu.

“Kelebihan orang Jawa Barat itu technocratic thinking. Urusan ilmu paling hebat, tapi politik sok rada kasusul wae. Sekarang pinternya juara, politiknya kurang kompak. Ini renungan. Bayangkan, kalau semua kompak, waduh. Ulama Jabar hereuy, Kyai Haji Sofyan Yahya, mantan ketua PWNU. Ini mah ngalamun pak gubernur. Lamun masuk surga cukup ku syahadat, tanpa dosa dan pahala. Maka penghuni terbesar di dunia adalah KTP Jawa Barat, karena wilayah yang paling besar (jumlah penduduk di Indonesia),” imbuhnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti