Harga Hewan Kurban di KBB Anjlok, Ini Penyebabnya

Munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak besar terhadap penjualan harga hewan kurban, seperti domba.

Harga Hewan Kurban di KBB Anjlok, Ini Penyebabnya
Munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak besar terhadap penjualan harga hewan kurban, seperti domba./Agus Satia Negara

INILAHKORAN, Ngamprah - Munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak besar terhadap penjualan harga hewan kurban, seperti domba.

Pasalnya, akibat PMK dan LSD tersebut harga hewan kurban mengalami penurunan atau anjlok.

Sebelumnya, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB mencatat sedikitnya ada 18 hewan ternak terkonfirmasi positif PMK dan LSD.

Baca Juga : LG Loves School Dukung Peningkatan Kualitas Ruang Belajar di Politeknik Negeri Bandung

Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dispernakan KBB, Acep Rohimat mengaku, ada hewan yang terpapar virus PMK maupun Lumpy Skin Disease (LSD), jelas Acep, namun penyakit yang terjadi pada hewan ternak tersebut dapat tertangani dengan baik hingga saat ini.

"Ada (hewan terpapar), tapi Alhamdulillah terkendali jadi pada saat ada temuan satu atau dua (kasus) temen-temen di lapangan langsung mengadakan pengobatan," katanya.

"Berdasarkan laporan sudah 18 ternak yang terpapar LSD  tapi saat ini sudah sehat," sambungnya.

Baca Juga : Jaga Kualitas Hewan Kurban, Padepokan Kanjeng BB di Desa Galanggang Jual 1.500 Domba Jelang Idul Adha 

Meski begitu, pihaknya memprediksi kuantitas hewan kurban yang ada di KBB bakal mengalami kenaikan sebanyak 10 persen jika dibandingkan tahun lalu.

Halaman :


Editor : JakaPermana