ISBI Bandung Butuhkan Kuliah Tatap Muka

Pemerintah menargetkan perkuliahan tatap muka akan dibuka pada Juli 2021 mendatang. Namun, tatap muka itu tetap harus mengedepankan protokol kesehatan ketat.

ISBI Bandung Butuhkan Kuliah Tatap Muka
Foto: Okky Adiana

INILAH, Bandung - Pemerintah menargetkan perkuliahan tatap muka akan dibuka pada Juli 2021 mendatang. Namun, tatap muka itu tetap harus mengedepankan protokol kesehatan ketat.

Salah satu kampus di Kota Bandung, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) akan mempertimbangkan kuliah tatap muka pada Juli 2021 mendatang. Pihak kampus akan mencoba mengatur sedemikian rupa. Minimal, aturamnya akan dicampur antara daring dan luring.

"ISBI Bandung kan ruangannya sempit, sementara mahasiswanya banyak. Saya juga pernah bicara dengan BEM ISBI, apabila kami akan mencoba bertahap kuliah tatap muka seperti itu, apakah setuju. Dan kami pun ingin mencoba yang ujian pun pasti semua agak khawatir, karena setap angkatan satu jurusan bisa 50 orang. Satu orang, bisa membawa 30 orang rekannya," kata Rektor ISBI Bandung Een Herdiani, Senin (19/4/2021).

Baca Juga : Wah...Ada Okum KPK Peras Ajay Priatna?

Selain kuliah tatap muka, Een menambahkan seni meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keperigelan teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. 

Untuk menciptakan hal itu, baiknya mahasiswa mempraktikan sendiri-sendiri. Selama pandemi, kata Een, seluruh mahasiswa sebetulnya bisa berjalan masing-masing namun kurang maksimal. Hal ini menjadi keprihatinan semua pihak, terutama bagi mahasiswa dan dosen.

Semisal, salah satu jurusan kuliah di ISBI Bandung adalah Tari. Selama pandemi berlangsung, kuliahnya menggunakan Youtube. Jadi, dosennya memberikan contoh dulu kepada mahasiswa dengan tutorial.

Baca Juga : KPK Periksa 28 Saksi Terkait Kasus Bupati Bandung Barat

"Alhamdulillah ya, dengan adanya Youtube itu terbantu tutorialnya. Kemudian nanti mahasiswa dirumahnya masing-masing dipantau, menyampaikan melalui Youtube juga, nanti dosen mencatat, misalnya kekurangannya ini dan lain sebagainya," imbuh Een. (Okky Adiana)


Editor : Doni Ramdhani