Israel Minta Bantuan Militer Darurat ke AS

Israel meminta bantuan militer darurat sebesar 10 miliar dolar AS (Rp156,5 triliun) kepada Amerika Serikat, menurut berita yang disiarkan The New York Times pada Senin malam.

Israel Minta Bantuan Militer Darurat ke AS
Israel meminta bantuan militer darurat sebesar 10 miliar dolar AS (Rp156,5 triliun) kepada Amerika Serikat, menurut berita yang disiarkan The New York Times pada Senin malam./antarafoto

INILAHKORAN, Bandung-Israel meminta bantuan militer darurat sebesar 10 miliar dolar AS (Rp156,5 triliun) kepada Amerika Serikat, menurut berita yang disiarkan The New York Times pada Senin malam.

Harian tersebut, yang mengutip tiga pejabat yang mengetahui perihal tersebut, mengatakan bahwa paket bantuan tersebut sedang dimasukkan ke dalam rancangan undang-undang (RUU) oleh Kongres AS melalui koordinasi dengan Gedung Putih.

RUU itu juga mencakup dana yang diupayakan pemerintahan Biden untuk Ukraina, Taiwan, dan perbatasan AS-Meksiko, sebut harian itu.

Baca Juga : Presiden AS Kecam Pembunuhan Brutal Bocah Palestina-Amerika

Pada Minggu, Ketua Senat Mayoritas Chuck Schumer mengatakan dalam kunjungannya ke Israel bahwa anggota parlemen AS menyediakan untuk Tel Aviv amunisi 155 milimeter, amunisi pengganti untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome, bom berkendali presisi, dan perlengkapan JDAM untuk mengubah bom standar menjadi amunisi presisi.

Menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Hamas Palestina, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza yang menyebabkan lebih dari 1 juta orang mengungsi, yakni hampir setengah dari total populasi di wilayah tersebut, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Gaza mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan karena tidak adanya listrik, sementara air, makanan, bahan bakar dan pasokan medis hampir habis ketika warga sipil mengungsi ke wilayah selatan menyusul peringatan Israel untuk mengevakuasi wilayah utara.

Baca Juga : Jika Israel Melancarkan Serangan Darat di Gaza

Pertempuran dimulai ketika Hamas pada 7 Oktober memulai Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak multi-cabang termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara. Serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Halaman :


Editor : JakaPermana