Jelang Pembahasan UMK 2023 Serikat Buruh di KBB Lakukan Survei Harga Pasar, Begini Hasilnya 

Menjelang pembahasan upah minimum kabupaten atau UMK 2023, sejumlah serikat buruh di KBB mulai melakukan survei harga pasar di pasar tradisional. 

Jelang Pembahasan UMK 2023 Serikat Buruh di KBB Lakukan Survei Harga Pasar, Begini Hasilnya 
Kegiatan survei harga pasar tersebut dilakukan serikat buruh KBB untuk mengetahui berapa rata-rata angka kebutuhan hidup layak (KHL). Nantinya, angka itu diharapkan menjadi acuan dalam pembahasan UMK 2023. (agus satia negara)

"Itu artinya, tidak terlalu jauh dengan kebutuhan survei pasar yang sebesar Rp24,4 juta," jelasnya.

Ia menegaskan, perkiraan dari survei KHL yang dilakukan pihaknya tersebut tidak mengada-ada.

"Ini riil sesuai harga pasar dengan rumusan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi," tegasnya.

Baca Juga : Lahan Parkir Cihampelas Masih Jadi "PR" Pemkot Bandung

Bahkan, sambung dia, survei dilakukan sesuai saran dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimulai pada pertengahan bulan agar lebih riil. 

"Makanya kita minta kenaikan UMK di tahun 2023 di KBB juga seperti itu (Rp4,4 juta). Kalau naiknya 24-30 persen dari Rp3,2 juta, berarti enggak jauh dengan kebutuhan survei pasar Rp 4,4 juta," ungkap salah satu anggota Dewan Pengupahan KBB ini.

Kendati begitu, ia pun mengakui, UMK yang bakal diajukan DPC FSP LEM SPSI KBB tersebut belum tentu disetujui APINDO. Pasalnya, biasanya masing-masing pihak saling beradu argumen untuk mempertahankan versinya masing-masing.

Baca Juga : Polrestabes Bandung Musnahkan Ribuan Knalpot Bising

"Namun kami bakal tetap mempertahankan argumen di angka KHL sebesar Rp 4,4 juta dengan pertimbangan hasil survei tersebut," tegasnya.


Editor : Doni Ramdhani