Kang Emil Dorong Forsakada Tanggap Terhadap Isu Global

 Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah di Indonesia, untuk tanggap dalam merespons berbagai isu global karena pembangunan dipengaruhi hal tersebut, kala menyampaikan keynote speech dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Staf Ahli Kepala Daerah (Forsakada) 2022, belum lama ini.

Kang Emil Dorong Forsakada Tanggap Terhadap Isu Global
 Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah di Indonesia, untuk tanggap dalam merespons berbagai isu global karena pembangunan dipengaruhi hal tersebut, kala menyampaikan keynote speech dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Staf Ahli Kepala Daerah (Forsakada) 2022, belum lama ini./Humas Pemprov Jabar

INILAHKORAN, Bandung - Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah di Indonesia, untuk tanggap dalam merespons berbagai isu global karena pembangunan dipengaruhi hal tersebut, kala menyampaikan keynote speech dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Staf Ahli Kepala Daerah (Forsakada) 2022, belum lama ini.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil menjelaskan, saat ini dunia tengah mengalami tiga disrupsi secara sekaligus. Pertama pandemi Covid-19 yang akhirnya mengubah gaya hidup masyarakat dunia, kedua industri 4.0 ditandai dengan massifnya penggunaan internet pada saat ini. Dimana Pemprov Jabar merespon dengan dibuatnya program Desa Digital dan Petani Milenial.

Baca Juga : Gaji PPPK pada 2023 Ditegaskan Kadisdik Jabar Dedi Supandi Aman Terkendali

“80 juta lapangan pekerjaan akan hilang, warga akan pindah ke pekerjaan baru. Siram tanaman pakai HP. Jualan pakai HP. Sebanyak 1300 petani milenial sudah di wisuda Maret. Jabar bulan lalu jadi provinsi dengan TPID terbaik di Indonesia untuk Jawa-Bali, mengendalikan pertanian dengan basis digital,” ujarnya.

“Rumusnya di masa depan, orang tidak perlu ke kota. Dulu, orang ke kota karena dianggap di kota banyak pekerjaan. Setelah Covid-19 dan revolusi digital, kita bisa tinggal di mana saja tapi bisa mendapatkan income. Prinsipnya tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia. Itulah yang harus kita tawarkan,” sambungnya.

Selanjutnya disrupsi ketiga kata dia, adalah pemanasan global. Saat ini dampak pemanasan global telah terasa di Jabar, diantaranya sekitar 800 hektare tanah di utara sudah menjadi laut dan susah diprediksi. Sehingga perlu sikap bijak, dalam mengendalikannya seperti mulai meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil.

Baca Juga : Ribuan Warga Bakal Pentaskan Tari Merak Kolosal Peringati Hari Perdamaian Dunia

“Kita harus beradaptasi dari sekarang. Sudah dua tahun saya pakai mobil listrik. Kita harus menjadi pemimpin dengan gaya hidup rendah karbon, meninggalkan gaya hidup yang boros karbon,” ucapnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana