Menakar Kekuatan Ormas Dalam Vaksinasi Covid-19

peran aktif organisasi kemasyarakatan (Ormas) seperti dalam vaksinasi Covid-19 merupakan aktualisasi dari bela negara dalam versi kekinian.

Menakar Kekuatan Ormas Dalam Vaksinasi Covid-19

Sampai hitung-hitungan angka di atas tentu tak ada masalah. Bahkan, SOKSI Jawa Barat sudah langsung menindaklanjuti dengan melakukan serangkaian koordinasi kepada pihak terkait. Boleh dibilang, SOKSI sangat siap menerima “tantangan” Gubernur Jawa Barat. Meski begitu, ada sejumlah catatan yang penting untuk diperhatikan secara seksama.

Pertama, kesiapan vaksin dan tenaga kesehatan. Ormas memiliki potensi penggerakkan massa, setidaknya massa anggota masing-masing ormas dan anggota keluarganya. Namun, ormas bukan tenaga kesehatan yang memiliki otoritas melakukan vaksinasi. Ketersediaan vaksin juga menjadi masalah tersendiri. Sampai saat ini, jumlah vaksin yang disediakan bagi warga Jawa Barat masih simpang-siur. Sejumlah ajuan vaksinasi dari mitra penyelenggara terhambat karena menunggu kiriman vaksin. Dengan begitu, kesiapan ormas harus diimbangi dengan penyiapan vaksin dan tenaga kesehatan memadai oleh pemerintah daerah.

Kedua, prioritas vaksinasi. Jawa Barat mematok target vaksinasi untuk tahap satu dan dua sebanyak 6,7 juta orang (tempo.co). Jumlah ini terdiri atas 181 ribu tenaga kesehatan, 2,19 juta petugas pelayan publik, dan 4,4 juta orang lanjut usia (lansia). Dari seluruh target, per 31 Maret 2021 lalu baru 1,081 juta orang yang mendapat vaksinasi dosis  pertama, dan lebih dari 450 ribu orang mendapat vaksinasi dosis kedua.

Dari tiga sasaran prioritas tersebut, segmen lansia terbilang sangat lambat. Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad menyebut dosis pertama baru diberikan kepada 170 ribu lansia. Dari jumlah itu, dosis kedua baru menembus lebih dari seribu orang. Angka yang sangat rendah jika dibandingkan dengan jumlah lansia itu sendiri. Pada akhir 2020 lalu BPS merilis jumlah lansia di Jawa Barat berkisar 10,05 persen dari total jumlah penduduk (prfmnews.pikiran-rakyat.com).  Dengan proporsi ini, boleh dibilang dari 10 orang penduduk Jawa Barat, satu di antaranya adalah lansia.

Dengan pertimbangan kebermanfaatan, sejatinya prioritas pelayanan tetap diberikan kepada lansia. Mereka merupakan kelompok rentan yang harus mendapat prioritas vaksinasi. Ormas bukan berarti ditinggalkan. Potensi besar ormas justru melekat pada sifat ormas itu sendiri sebagaimana diatur UU Ormas, yakni sukarela, sosial, mandiri, dan nirlaba.

Potensi itu merupakan modal sosial yang dimiliki ormas. Dalam konteks percepatan vaksinasi lansia, ormas bisa menjadi jembatan antara lansia dengan layanan vaksinasi. Setidaknya dengan dua cara. Pertama, dengan membantu pendataan lansia prioritas. Kedua, membantu lansia untuk datang ke tempat layanan vaksinasi. Kader ormas bisa memerankan diri sebagai tenaga penjemput bagi lansia. Jangan lupa pulangnya juga diantar, hehehe... Prung ah!

Najip Hendra SP
Kader SOKSI, Sekretaris Depidar Wira Karya Indonesia Jawa Barat
(Artikel merupakan pendapat pribadi, tidak sikap mewakili organisasi)


Editor : Ghiok Riswoto