Nah Lho, Kebiasaan Berandai-andai Seperti Ini Ternyata Dosa...

SULIT rasanya menemukan manusia zaman sekarang yang tak pernah berandai-andai. Sepertinya, itu sudah jadi sifat manusiawi seseorang. Tapi hati-hati! Ternyata, ada jenis berandai-andai atau berangan-angan yang ternyata dosa.

Nah Lho, Kebiasaan Berandai-andai Seperti Ini Ternyata Dosa...
Ilustrasi/Net

SULIT rasanya menemukan manusia zaman sekarang yang tak pernah berandai-andai. Sepertinya, itu sudah jadi sifat manusiawi seseorang. Tapi hati-hati! Ternyata, ada jenis berandai-andai atau berangan-angan yang ternyata dosa.

Ustaz Ammi nur Baits dikutip konsultasisyariah.com menjelaskan Ucapan andai atau sikap berandai-andai memiliki beberapa bentuk penggunaan. Masing-masing penggunaan memiliki hukum yang berbeda-beda. Berikut rinciannya:

Pertama, Pengandaian karena memprotes syariat. Dalam hal ini ulama sepakat hukumnya haram. Misal: seseorang mengatakan; andai rokok itu halal, tentu aku bisa dapat untung besar. Dia ucapkan semacam ini karena kesedihannya ketika harus kehilangan pekerjaan di pabrik rokok atau tembakaunya dibuang. Pengandaian dalam bentuk protes terhadap syariat semacam ini merupakan karakter orang munafik yang keberatan dengan aturan Allah. Allah ceritakan tentang mereka:

Baca Juga : Hukum Mengupil di Tempat Umum dari Kacamata Islam

"(orang munafik) merekalah yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "ANDAIKAN mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. Ali Imran: 168). Mereka berandai-andai untuk memprotes keputusan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat yang melakukan Perang Uhud, karena ketika itu mereka mengalami kekalahan.

Kedua, pengandaian untuk memprotes takdir. Ulama sepakat hukumnya haram. Misalnya, seseorang sangat sedih karena kehilangan kesempatan menguntungkan. Kemudian dia berandai-andai: "Andai tadi saya di rumah, pasti saya dapat jatah juga." Pengandaian semacam ini juga dilakukan orang-orang munafik, karena tidak tahan dengan ujian berat yang menimpa mereka.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman menceritakan keadaan mereka: "Mereka (orang-orang munafik) berkata: Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?. Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati." (QS. Ali Imran: 154).

Baca Juga : Hukum Istri Pencemburu dan Suka Intip Isi HP Suami

Ketiga, pengandaian karena penyesalan akibat musibah yang menimpanya. Hukumnya haram. Misal, seseorang mengalami kecelakaan, kemudian dia berandai: "Andai saya tadi gak berangkat, kan gak kecelakaan"

Halaman :


Editor : Bsafaat