Pakar Pendidikan Sebut Disdik Kabupaten Bandung Kudu Turun Tangan Selesaikan Polemik Biaya Perpisahan di SMPN 1 Baleendah 

Pakar Pendidikan Sebut Disdik Kabupaten Bandung Kudu Turun Tangan Selesaikan Polemik Biaya Perpisahan di SMPN 1 Baleendah 
Pengamat Kebijakan Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Cecep Darmawan

Ia menyebutkan, uang sebesar Rp 285 ribu itu untuk diluar untuk biaya sewa pakaian adat, pembelian T-Shirt kelas dan lainnya. Sehingga, biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua siswa kelas 9 ini lumayan besar. Dalam kondisi ekonomi sulit seperti sekarang, jumlah ini tentu memberatkan mereka. Karena meskipun SMPN 1 Baleendah ini sekolah favorit, namun tidak semua siswanya berasal dari keluarga mampu.

"Uang itu harus terkumpul pada bulan Mei hingga Juni. Tidak semua orang tua siswa mampu, harusnya pihak sekolah dan komite itu mau melihat dan mendengarkan keberatan para orang tua siswa, jangan asal menentukan nilai, kemudian berdalih sudah disetujui oleh kami para orang tua siswa," ujarnya.

Orang tua siswa kelas 9 SMPN 1 Baleendah lainnya mengungkapkan keresahan yang sama. Kata dia, pungutan atau iuran berdalih sumbangan seikhlasnya ini dirasa sering terjadi di sekolah ini. Jauh sebelumnya, mereka diminta sumbangan sukarela untuk pembangunan panggung. Kemudian, sumbangan pengecatan ruang kelas, kipas angin dan lainnya.

"Memang yang melakukan itu komite sekolah. Tapi anehnya kok untuk biaya pengecatan dan lainnya itu kok minta partisipasi ke orang tua siswa. Bukannya sekolah itu punya anggaran pemeliharaan daru dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), apalagi ini kan sekolah negeri tapi kok sering banget minta sumbangannya," katanya.(rd dani r nugraha).

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti