Peneliti LSI: Lomba Joget Gemoy Dedi Mulyadi Cara Cerdas Berpolitik

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah menilai Lomba Joget Gemoy yang diinisiasi oleh mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjadi cara cerdas dalam berpolitik dan berpotensi menaikkan elektabilitas Capres Prabowo Subianto. 

Peneliti LSI: Lomba Joget Gemoy Dedi Mulyadi Cara Cerdas Berpolitik
Lomba joget gemoy. (ANTARA/HO-Dok Dedi Mulyadi)

Saat ini, kata Dedi, masyarakat tengah gandrung dengan istilah gemoy yang mencitrakan pada sosok Prabowo Subianto. 

"Saat ini bapak gemoy adalah bapak yang paling digemari di Indonesia," ucapnya.

Kebahagiaan kedua adalah bagi para ibu-ibu yang sibuk mengurusi rumah tangga hingga ekonomi keluarga. Meski begitu kaum ibu tetap menanggapi riang gembira dengan berjoget.

Baca Juga : Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Sebelum Amel, Tuti Dihabisi Terlebih Dulu

"Ocehan dan nyinyiran itu bagaikan vitamin dan nutrisi. Sehingga hidup bahagia bilamana menerima ocehan dan nyinyiran dengan lapang dada dan riang gembira," ujarnya.

Dalam menghadapi tahun politik, Dedi mengusung politik gemoy yang merupakan politik riang gembira. Baginya tak masalah 'gemoy' dicaci karena hal tersebut tidak akan dihiraukan. Sebab, jika hal tersebut ditanggapi malah akan mereka yang benci dan mencaci akan senang. Sebaliknya jika dihiraukan akan membuat para pencaci merana.

"Narasi gemoy itu dibangun oleh publik yang disematkan pada Pak Prabowo dan diterima sebagai kebahagiaan dalam bentuk aktivitas joget yang lahir dari gerakan silat dan tradisi di keluarganya," kata Dedi. *** (antara)

Baca Juga : Ganjartivity Gelar Diskusi Bersama Petani hingga Warga di Sukabumi Soal Budi Daya Anggur

Halaman :


Editor : JakaPermana