Peneliti: Ransomware 2.0 Lebih Berbahaya

Peneliti keamanan siber Kaspersky menemukan bahwa tahun 2020 lalu banyak kelompok ransomware yang menargetkan kawasan Asia Pasifik.

Peneliti: Ransomware 2.0 Lebih Berbahaya
istimewa

INILAH, Jakarta - Peneliti keamanan siber Kaspersky menemukan bahwa tahun 2020 lalu banyak kelompok ransomware yang menargetkan kawasan Asia Pasifik.

"Di Asia Pasifik, kami melihat kemunculan kembali yang menarik dari dua grup yang sangat aktif, REvil dan JSWorm. Keduanya muncul kembali saat pandemi mengamuk di wilayah tersebut tahun lalu dan kami tidak melihat tanda-tanda mereka akan berhenti dalam waktu dekat," kata Alexey Shulmin, Kepala Analis Malware Kaspersky.

Peneliti menemukan ransomware 2.0 ini lebih berbahaya, tidak hanya menyandera data, peretas juga akan melakukan eksfiltrasi data, kemudian memeras korban dengan meminta tebusan.

Baca Juga : EMI Tegaskan Mazda CX-3 Tetap Dijual di Indonesia

Menurut temuan Kaspersky, grup ransomware REvil semakin aktif pada 2020 setelah serangan puncak di Agustus 2019, dengan 289 korban potensial. Setelah serangan Agustus 2019, aktivitas kelompok tersebut menurun hingga Juni 2020, yang menargetkan 44 korban secara global.

Aktivitas peretas melonjak pada Juli 2020, Kaspersky menemukan solusi mereka digunakan untuk melindungi 877 pengguna hanya dalam kurun waktu satu bulan.

Salah satu target utama kelompok tersebut adalah kawasan Asia Pasifik, antara lain Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan.

Baca Juga : Kayaknya Keren Nih, Warget Melek Digital dan Bisa Dipesan Online

Peneliti melihat ada pergeseran aktivitas kelompok JSWorm, yang pada 2019 lalu menebar serangan di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Pasifik.

Halaman :


Editor : JakaPermana