Persib dan YPM Salman ITB Gelar Doa Bersama Atas Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang

Persib Bandung dan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar doa bersama di Mesjid Salman ITB, Rabu, 10 Oktober 2022. 

Persib dan YPM Salman ITB Gelar Doa Bersama Atas Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang
Persib Bandung dan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar doa bersama di Mesjid Salman ITB, Rabu, 10 Oktober 2022. /Muhammad Ginanjar
INILAHKORAN, Bandung - Persib Bandung dan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar doa bersama di Mesjid Salman ITB, Rabu, 10 Oktober 2022. 
Doa itu dipanjatkan sebagai bentuk solidaritas dan duka cita atas tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, 1 Oktober 2022 lalu. 
Apalagi sampai saat ini, korban meninggal dunia atas tragedi kerusuhan tersebut bertambah. Kini mencapai 131 jiwa. 
Hadir beberapa para pemain Persib Bandung dalam kegiatan tersebut. Mulai dari Achmad Jufriyanto, Fitrul Dwi Rustapa, Teja Paku Alam, Kakang Rudianto, Robi Darwis, Ridwan Ansori, Ferdiansyah, Arsan Makarin dan Mohamad Bayu Fiqri. 
Community and Activation Manager Persib, Rijki Kurniawan mengatakan bahwa kegiatan doa bersama ini merupakan bentuk rasa empati dan simpati bagi seluruh korban atas kejadian insiden di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
"Melalui kegiatan ini, kami berkumpul bersama-sama untuk mendoakan yang terbaik bagi seluruh korban, sekaligus menjadikan sebuah bahan renungan untuk kita semua agar dikemudian hari insiden tersebut tidak terjadi kembali. Kami juga berharap semoga sepak bola Indonesia ke depannya akan lebih baik lagi, sehingga terciptanya iklim pertandingan sepak bola yang aman dan nyaman," kata Rijki. 
Kegiatan doa bersama tersebut diawali dengan Shalat Magrib berjamaah. Selanjutnya sambutan dari Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya. Setelah itu, Ustadz Handy Bonny menyampaikan taushiyah yang ditutup dengan doa bersama. Kegiatan ini diakhiri dengan Shalat Isya berjamaah. 
Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas insiden di stadion Kanjuruhan tersebut. Ia berharap insiden ini menjadi yang terakhir dalam sepak bola Indonesia. 
"Tidak selayaknya sepak bola menyebabkan hilangnya nyawa manusia. Karena sejatinya sepak bola adalah aktivitas yang menghibur dan menyehatkan. Selembar nyawa jauh lebih berharga dari satu pertandingan olahraga apapun," kata Budhiana. 
Budhiana pun percaya diri bahwa pemerintah dan aparat berwenang mampu menginvestigasi peristiwa ini dengan adil dan terbuka sehingga menjadi bahan evaluasi bagi sepak bola Indonesia ke depan.
Ia menyampaikan bahwa lawan tanding dalam olahraga bukanlah musuh, namun mitra dalam upaya meningkatkan kualitas fisik dan mental. Demikian pula, suporter satu tim dengan suporter lawan tanding tidak selayaknya saling bermusuhan, akan tetapi saling memperkuat tali persaudaraan. 
"Sepak bola adalah olah raga yang paling digemari dengan fanatisme dan semangat kedaerahan yang kental. Fanatisme dan semangat kedaerahan ini akan menjadi energi positif jika diarahkan untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan yang akan mengukuhkan semangat kebhinekaan Indonesia," tegasnya 
Budhiana juga berpesan agar para pendukung klub sepak bola Indonesia mengakhiri perseteruan di luar lapangan, dan aktif untuk menjalin persaudaraan lintas daerah sehingga sepak bola menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa.
Ia melihat bahwa klub-klub sepak bola besar dunia maupun FIFA sudah membicarakan persoalan bersama seperti perubahan iklim, kesehatan, pendidikan dan persoalan kemanusiaan lainnya.
"Oleh karena itu, energi massa kedaerahan dalam klub-klub sepak bola bisa diarahkan juga untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial di daerahnya masing-masing seperti perubahan iklim, kebersihan kota, dan lain-lain sehingga suporter lokal menjadi sahabat warga kota masing-masing," pungkasnya.(Muhammad Ginanjar)***


Editor : JakaPermana