Pilihan Kalimat yang Lebih Halus dari "Bidah"

DI antara strategi yang bisa diterapkan bagi para dai adalah berhati-hati dalam mengeluarkan statement, "Ini bidah". Kenapa? Sebagian masyarakat, terutama yang masih awam, yang jarang baca, yang juga sangat terpengaruh dari kyai, sangat phobia pada dai-dai yang mudah mengeluarkan kata bidah. Mereka bahkan sudah menyatakan dirinya anti dengan bidah.

Pilihan Kalimat yang Lebih Halus dari "Bidah"
Ilustrasi/Net

DI antara strategi yang bisa diterapkan bagi para dai adalah berhati-hati dalam mengeluarkan statement, "Ini bidah". Kenapa? Sebagian masyarakat, terutama yang masih awam, yang jarang baca, yang juga sangat terpengaruh dari kyai, sangat phobia pada dai-dai yang mudah mengeluarkan kata bidah. Mereka bahkan sudah menyatakan dirinya anti dengan bidah.

Coba kata bidah diganti dengan "amalan yang tidak ada tuntunan" atau "amalan itu tidak ada dalilnya". Pilihan kalimat semacam ini lebih mudah mengena dan tepat sasaran. Maksudnya pun sama, namun lebih halus. Karena sebagian masyarakat kita masih menganggap bahwa bidah itu ada yang baik dan ada yang buruk, yaitu bidah hasanah atau bidah sayyiah. Namun coba langsung dijawab, "Itu tidak ada tuntunannya, pak". Mereka akan lebih mudah menerima, dan tidak akan keluar lagi statement hasanah atau sayyiah dari jamaah atau madu.

Ini sedikit kiat yang seringkali kami terapkan. Apalagi ketika mengisi di masyarakat awam. Pernah kami mengisi di Kampung Betawi di Jakarta, materinya adalah kesempurnaan Islam. Tentu saja kami harus menyinggung masalah bidah. Namun sama sekali dalam kajian tidak ada kata bidah yang keluar. Yang ada kami memakai kalimat, "Seperti itu tidak diajarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam."

Baca Juga : Berhubungan di Malam Jumat = Membunuh 100 Yahudi?

Yang biasa gawe masalah, itu yang nanya. Biasa keluar pertanyaan begini dari jamaah, "Ini bidah atau bukan, Ustadz?" Dai harus pintar-pintar memberikan jawaban untuk masalah ini. Dan semestinya jamaah yang sudah paham bisa mengatur baik-baik pertanyaannya sehingga tidak membuat jamaah yang lain resah.

Silakan dipraktikkan, ini di antara kiat dakwah yang kami terapkan di Gunungkidul di mana jamaah terus semangat meneriman ilmu karena mereka mau menerima jika dakwah disampaikan dengan strategi yang tepat. Ingatlah, tetap harus yakin Allah-lah yang beri taufik, kita manusia hanya penyampai semata.

Bidah yang dimaksud adalah sesuatu yang baru dalam hal agama atau ibadah yang tidak ada dalilnya. Ini yang diingatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, "Hati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat." (HR. Abu Daud no. 4607 dan Tirmidzi no. 2676. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih).

Baca Juga : Ternyata ini Hukum Memakai Obat Penumbuh Jenggot


Editor : Bsafaat