Prabowo Harus Lepas Kesan "Gemoy" saat Kampanye ke Daerah

Pengamat politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto harus melepaskan gimik "gemoy" atau narasi Prabowo menggemaskan saat berkampanye ke daerah.

Prabowo Harus Lepas Kesan "Gemoy" saat Kampanye ke Daerah
Prabowo dan Gibran saat penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (14/11/2023). (ANTARA)

INILAHKORAN, Bandung-Pengamat politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto harus melepaskan gimik "gemoy" atau narasi Prabowo menggemaskan saat berkampanye ke daerah.

"Gimik itu tentunya harus dilepaskan karena mereka (Prabowo-Gibran) hendak berhadapan dengan audiens yang berbeda. Prabowo kemudian Gibran itu harus menggunakan strategi yang berbeda," kata Cecep saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Menurut Cecep, pendekatan tersebut hanya bekerja ketika pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ingin menarik simpatisan berupa kelompok muda.

Baca Juga : Kemenhub Mulai Antisipasi Kemacetan Jelang Nataru

Pendekatan itu tidak bisa dipakai ketika berhadapan dengan massa di daerah, terlebih jika Prabowo bertemu dengan para pemuka agama, seperti kiai.

"Itu kemudian kan itu tidak efektif ketika bertemu dengan kiai, harus menempatkan diri," jelas Cecep.

Terkait pemilihan lokasi perdana kampanye, yakni Jawa Barat, Sabtu, Cecep mengatakan Prabowo memang mengincar Jawa Barat selaku daerah dengan jumlah pemilih terbesar di Pulau Jawa.

Baca Juga : Cak Amu Mantan Wartawan Jawa Pos Gowes Surabaya-Jakarta, Tuntut Tunjangan Dana Hari Tua Para Eks Karyawan

Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 270 juta, yang 204 juta di antaranya memiliki hak untuk memilih pada Pemilu 2024. Kemudian, 60 persen dari 204 juta pemilih itu berada di Pulau Jawa; sehingga Jawa Barat menjadi wilayah dengan jumlah pemilih terbanyak.

Halaman :


Editor : JakaPermana