Sahur Berdarah di Kabupaten Sukabumi, Ponakan Beraksi, Dua Paman di Cibadak Meregang Nyawa

Sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi tak hanya menelan korban Nano Supriatno. Kakaknya, Tato Supriatno pun ikut meninggal dunia.

Sahur Berdarah di Kabupaten Sukabumi, Ponakan Beraksi, Dua Paman di Cibadak Meregang Nyawa
Polisi memasang garis polisi dalam peristiwa sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi. AR tega menghabisi pamannya sendiri, Nano Supriatno di Kecamatan Cibadak, Sukabumi.

“Pelaku sudah kami tahan di sel Mapolsek Cibadak dan saat ini masih dimintai keterangan oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Cibadak mengetahui motif di balik aksi pembunuhan tersebut,” katanya.

Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, kasus sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi yang terjadi di Kelurahan/Kecamatan Cibadak ini berawal saat tersangka mendatangi rumah korban dalam kondisi emosi.

Emosi AR tersulut karena korban Nano Supriatno kerap menyampaikan hal-hal yang membuat keponakannya tersebut tersinggung.

Baca Juga : Sebanyak 6 Pelaku Pencabulan Diringkus Polisi, Salah Satunya Kakek 70 Tahun di Sukabumi

Nano yang baru saja sahur untuk melaksanakan ibadah puasa, tidak terima dengan ulah keponakannya itu. Akhirnya terjadi cekcok mulut antara keduanya.

Melihat AR dan Nano terlibat cekcok mulut, kakak korban, yakni Tato Supriatno mencoba melerai. Tapi, upayanya jadi sia-sia,

Tiba-tiba AR mengeluarkan sebilah pisau dan kemudian menusukannya ke beberapa bagian tubuh Nano Supriatno. Akibatnya korban meninggal dunia di tempat.

Baca Juga : Ternyata, Selain Sukabumi, Dua Warga Tasikmalaya Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet

AR sendiri pada akhirnya diamankan aparat Polsek Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Dia terlebih dulu dikepung dan ditangkap warga Kampung Babakan Anyar, Kecamatan Cibadak, dalam peristiwa sahur berdarah di Kabupaten Sukabumi itu, tak lama setelah menghabisi Nano Supriatno.***


Editor : Zulfirman