Sikap Kami: Kue untuk Pasirkaliki

KITA sebut saja Balai Wyata Guna. Kalau disebut lengkap, panjang. Cenderung ribet. Susah mengingatnya. Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra. BRSPDSN Wyata Guna.

Sikap Kami: Kue untuk Pasirkaliki

Apalagi kemudian menyinggung-nyinggung memindahkan ke Papua. Kita berharap itu hanya pernyataan emosional saja. Kalau itu dilakukan di tengah alam sadar yang normal, itu tak patut dilakukan pemimpin.

Itulah sebabnya, ketenangan, kebesaran jiwa pemimpin diperlukan. Tak perlu mengumbar kata di tengah suasana hati penuh emosional. Sebab, bisa memunculkan pernyataan-pernyataan yang bisa memperlebar persoalan.

Apa yang terjadi di Pasirkaliki itu, sejatinya, bukan hanya pelajaran berharga buat Bu Menteri. Tapi juga pemimpin-pemimpin lain. Gunakanlah nurani yang dalam, kemanusiaan dengan nilai sosial yang tinggi, jika menghadapi persoalan.

Baca Juga : Sikap Kami: Mang Maswi

Atau, mungkin Bu Menteri perlu melakukan antitesa gayanya jika ingin membimbing anak buahnya. Bisa dengan menyentuh hati aparatur yang kita yakini tidaklah sekeras batu. Bisa, misalnya, dengan mengirim kue ke Pasirkaliki, agar anak buahnya merasa mendapat perhatian Bu Menteri, sehingga kinerjanya semakin membaik. (*)
 

Halaman :


Editor : Zulfirman