Sikap Kami: Tinggi Gunung Seribu Janji

JANGAN terlalu banyak berjanji. Apalagi janji-janji muluk yang sulit dipenuhi. Lebih baik memberi bukti. Begitulah pemimpin yang hakiki.

Sikap Kami: Tinggi Gunung Seribu Janji

JANGAN terlalu banyak berjanji. Apalagi janji-janji muluk yang sulit dipenuhi. Lebih baik memberi bukti. Begitulah pemimpin yang hakiki.

Kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia itu harap dibatasi dalam koridor itu. Kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah karena banyak janji yang tak terpenuhi.

Kenapa bisa terjadi? Ya, semata-mata karena Jokowi menebar begitu banyak janji, sejak kampanye Pilpres 2014 hingga 2019. Masyarakat tentu punya hak untuk menagih janji-janji itu.

Baca Juga : Sikap Kami: Gelinding Bola BEM UI

Jokowi, dalam berbagai kesempatan, juga melontarkan pernyataan-pernyataan yang cenderung bombastis. Padahal, kalau lebih tenang, lebih kalem, apalagi jika diikuti dengan perhitungan yang matang, tentu situasinya takkan seperti ini.

Misalnya, ketika hendak maju pada Pilpres 2014, dia bilang kira-kira banjir dan macet Jakarta akan mudah ditangani jika dia jadi presiden. Sudah masuk periode kedua, Jakarta masih banjir dan macet. Tak perlu mencari kambing hitam, yang jelas macet dan banjir masih mewarnai Jakarta. Apalagi memindahkan ibu kota pemerintahan hanya karena banjir dan macet tak juga kabur dari Jakarta.

Banyak lagi pernyataan-pernyataan presiden yang tak lama kemudian bisa membuatnya terpukul. Soal ekonomi meroket, takkan melakukan ekspor ini-itu, meyakini ada duit kita belaran triliun di luar negeri, dan segala macamnya.

Baca Juga : Sikap Kami: Jangan Lamban Lawan Corona

Padahal, jika semuanya disampaikan dengan kerendahan hati, bisa jadi masyarakat akan menerimanya. Misalnya, kita usahakan pertumbuhan ekonomi terus naik, kita upayakan Jakarta tidak macet lagi, dan sebagainya, dan lainnya.

Halaman :


Editor : Zulfirman