Tahun ini diprediksi Kemarau Panjang, Gagal Panen Mengancam?

Tahun ini musim kemarau diprediksi akan lebih panjang dibandingkan kemarau tiga tahun sebelumnya dan diprediksi menggaggu pertanian hingga gagal panen

Tahun ini diprediksi Kemarau Panjang,  Gagal Panen Mengancam?

INILAHKORAN, Cirebon - Tahun ini, musim kemarau diprediksi akan lebih panjang dibandingkan kemarau tiga tahun sebelumnya. Hal itu terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di samudera.

Hal tersebut dikatakan Plt Kepala Stasiun Meteorologi Kertajati Majalengka, Ahmad Faa Iziyn, Kamis 10 Agustus 2023.  Menurutnya, fenomena El Nino dan IOD ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional. Untuk itu, ada ancaman  gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan.

"Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli kemaren mencapai level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index yang positif," ucapnya.

Baca Juga : Program Posko Pangan Garut Buka Dua Posko Pangan Percontohan di Cilawu

Dia menjelaskan, fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan. Ini membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. Sementara, puncak kemarau kering tahun ini, diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September 2023

"Tentu dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021, dan 2022," ungkapnya.

Sedangkan sepanjang musim kemarau ini,  sektor pertanian akan mudah terdampak. Terutama lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional.

Baca Juga : Geruduk Balai Kota, Ratusan Ojol di Kota Cirebon Tuntut Pencairan BLT

Selain itu, kondisi kekeringan ini juga dapat berujung kepada bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Menurutnya, jika tidak terkendali dapat menimbulkan krisis kabut asap yang berdampak pada kualitas lingkungan, ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti