Tren Sepeda Bisakah Bertahan di 2021?

COVID-19 memicu pelonjakan drastis penjualan sepeda sebagai tanggapan terhadap pandemi.

Tren Sepeda Bisakah Bertahan di 2021?
istimewa

Brompton mengirim pulang karyawan yang rentan pada awal Februari dalam upaya meminimalkan risiko kesehatan, dan menerbangkan stok darurat dari pemasok di Asia hampir dalam semalam saat pabrik di Inggris tutup.

Karena banyak komponen sepeda, termasuk drivetrains, derailleur, dan rem, terus diproduksi hampir secara eksklusif di Asia, beberapa di industri memperkirakan bahwa virus corona akan mengalihkan manufaktur sepeda ke Inggris, menurut Butler-Adams.

Faktanya, pemasok Brompton di Taiwan melanjutkan produksi, sementara perusahaan harus berebut bahan mentah di rumah, di mana pabrik beroperasi dengan kapasitas yang berkurang.

Baca Juga : Mengenang Kejayaan Musik Country & Folk Bandung

"(Lokasi) di mana kami dalam kesulitan adalah stok kami di Eropa dan Inggris," kata Butler-Adams.

"Untungnya, kami memiliki persediaan tambahan untuk persiapan Brexit --jika kami tidak memiliki bahan darurat tersebut, kami harus menutupnya. Tapi tentu saja kami sekarang akan memasuki Brexit tanpa stok Brexit," imbuh dia.

Dengan permintaan sepeda yang begitu tinggi, perusahaan melihat peluang baru: menyediakan sepeda bagi tenaga medis, perawat, dan dokter agar mereka dapat pergi ke rumah sakit dan menghindari transportasi umum.

Brompton mengumpulkan 375.000 poundsterling, atau sekitar Rp7,3 miliar, untuk kampanye Wheels for Heroes, yang memasok hampir 800 sepeda kepada lebih dari 3.000 petugas kesehatan di Inggris.


Editor : JakaPermana