Unikom Gelar Diskusi Interaktif Terkait "Mengatasi Jenuh Akademik di Masa Pandemik” Secara Daring

Sejak penyebaran virus Covid-19, sistem pembelajaran berubah menjadi daring. Hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan kasus positif Covid-19. Namun, karena perubahan sistem, hal ini menimbulkan masalah baru, yaitu menjadi kurang fokus dan jenuh selama pembelajaran daring.

Unikom Gelar Diskusi Interaktif Terkait "Mengatasi Jenuh Akademik di Masa Pandemik” Secara Daring
Foto: Okky Adiana

INILAH, Bandung - Sejak penyebaran virus Covid-19, sistem pembelajaran berubah menjadi daring. Hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan kasus positif Covid-19. Namun, karena perubahan sistem, hal ini menimbulkan masalah baru, yaitu menjadi kurang fokus dan jenuh selama pembelajaran daring.

Melihat hal tersebut, Universitas Komputer Indonesia (Unikom) menggelar diskusi interaktif bertajuk “Mengatasi Jenuh Akademik di Masa Pandemik” secara daring. Pihak Unikom mengundang narasumber utama, yakni Fitri Andriyani. Selain itu, peserta yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 122 orang, baik dosen dan mahasiswa.

Fitri mengatakan, belajar secara online bukan hanya memindahkan nama di layar zoom saja, namun harus memindahkan diri sendiri. Ada 3 komponen yang harus diperhatikan, seperti Mind (pikiran), Body (tubuh) dan Soul (jiwa).

Baca Juga : Partai Nasdem Bagikan Seribu Makanan Siap Saji Gratis Setiap Hari di Kabupaten Bandung

"3 komponen itu harus diperhatikan. Respon terhadap pengalaman yang dianggap mengancam atau membahayakan kesejahteraan fisik atau psikologi, ternyata stress bisa mengarahkan pada dua kondisi, yakini Eustress, yaitu membuat fokus motivasi, Distress yang berdampak negative, artinya kurang mampu mengelola stress dengan baik," ujar Fitri, Senin (2/8/2021).

Selain itu, Fitri menuturkan, jika terjadi Burnout (terbakar habis) dan hal tersebut dibiarkan maka akan berdampak kepada kesehatan serta tubuh menurun, selain itu penurunan prestasi akademik, hubungan intra personal terganggu, dan risiko mengalami gangguan mental.

"Saya memberikan bagaimana cara mengatasi hal tersebut, pertama menciptakan suasana baru, membuat jadwal harian, mengungkapkan emisi dan pikiran, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan terhubung dan memiliki dukungan sosial," ucapnya.

Baca Juga : Bupati Bandung Dadang Supriatna Dorong Petani Budidaya Porang

Diharapkan dari kegiatan tersebut mampu memberikan gambaran terkait dengan kesehatan mental, yang bukan mahasiswa saja yang mengalami, tetapi dosen pun bisa ikut mengalami kejenuhan (Burnout) kelelahan fisik, emosional, atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja, dan sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Halaman :


Editor : Bsafaat