Alhamdulillah, Tak Ada Lagi Zona Merah di Jabar

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan tidak ada lagi kota/kabupaten di Jabar yang masuk kategori zona merah atau risiko tinggi. Per hari ini daerah risiko tinggi sudah turun semua ke risiko sedang. 

Alhamdulillah,  Tak Ada Lagi Zona Merah di Jabar
istimewa

INILAH, Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan tidak ada lagi kota/kabupaten di Jabar yang masuk kategori zona merah atau risiko tinggi. Per hari ini daerah risiko tinggi sudah turun semua ke risiko sedang. 

"Kita tidak ada lagi zona merah per minggu ini seluruh wilayah di tanah Jawa Barat risiko tinggi sudah turun ke risiko sedang itu berkat kerja keras semua pihak dan juga doa semua pihak," ujar Ridwan Kamil di Kota Bandung, Rabu (18/8/2021).  

Selain itu, kata Ridwan Kamil, tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) juga kembali turun. Saat ini, angka BOR di Jawa Barat turun ke 27 persen turun dari sebelumnya yang berada di angka 28,5 persen. 

Baca Juga : Tangani Pandemi, Disparbud Jabar Getol Kolaborasi Dengan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi

"Saya laporkan update terakhir pertama alhamdulillah keterisian rumah sakit kita rekor terendah ada di angka 27 persen. Tadi pagi masih saya posting 28,5 persen ternyata sekarang sudah turun lagi 27 koma sekian persen. Itu terendah dalam sejarah COVID di pengendalian  rumah sakit," kata pria yang kerap disapa Kang Emil. 

Sejalan dengan rentetan kabar baik, Pemda Provinsi Jawa Barat juga akan mempercepat program vaksinasi. Langkah ini dilakukan untuk mengejar kekebalan komunal pada akhir tahun nanti. 

"Ini adalah perjuangan bersama. Setelah ini vaksinasi akan kita kejar setelah di pesantren  juga di rumah-rumah ibadah. Di masjid-masjid, di gereja, di vihara, pura, semua tempat yang memadai kita kejar supaya bisa selesai di bulan Desember," jelas Ridwan Kamil.

Baca Juga : 12.164 Narapidana di Jabar Dapat Remisi Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI 

Menurut Ridwan Kamil, Jabar sudah menyuntikkan 200.000 dosis per hari. Angka ini meningkat empat kali lipat dari semula hanya 50.000 dosis per hari. 

Halaman :


Editor : JakaPermana