Antisipasi Bencana di Sektor Wisata, Disparbud KBB Akui Perlu Adanya Manajemen Krisis Kepariwisataan

cuaca ekstrem kerap membuat akses menuju destinasi wisata dan di dalam kawasan wisata terganggu akibat adanya bencana alam.

Antisipasi Bencana di Sektor Wisata, Disparbud KBB Akui Perlu Adanya Manajemen Krisis Kepariwisataan

"Berdasarkan data BPS tahun 2023, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah wisman sebesar 75,03 persen dibanding tahun sebelumnya dan wisnus turun sebesar 27,36 persen," sambungnya.

Sementara itu, sambung Oot, bencana akibat perbuatan manusia terkait dengan kegiatan wisatawan ataupun masyarakat yang melayaninya bisa dilihat dari banyaknya kerusakan seperti grafiti pada situs peninggalan sejarah atau sumber daya alam lainnya.

Hal tersebut tentunya bisa juga menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun.

"Persoalan yang ditimbulkan akibat bencana dapat berdampak secara lokal, regional, ataupun nasional tentunya bisa merusak citra destinasi pariwisata ataupun membuat pariwisata kolaps," ujarnya.

Oleh karenanya, dibutuhkan mitigasi bencana untuk tujuan menjaga keselamatan pengunjung destinasi pariwisata sekaligus menyelamatkan usaha pariwisata. 

"Seperti melalui peningkatan pelayanan bagi pengunjung, pembentukan pos terpadu, peningkatan persepsi keselamatan, dan meningkatkan kapasitas manajemen otoritas lokal," sebutnya.

Terlebih, di Kawasan Cekungan Bandung yang terdiri dari Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian Kabupaten Bandung, KBB, dan Kabupaten Sumedang yang dicanangkan sebagai kawasan strategis nasional, menyimpan potensi bahaya kegempaan yang besar lantaran keberadaan Sesar Lembang yang membentang 29 km di utara Cekungan Bandung. 


Editor : Ahmad Sayuti