Bima Tinjau Longsor dan Banjir di Kertamaya, Minta Pengembang Bertanggungjawab

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau lokasi banjir lumpur dan longsor yang disebabkan karena tersumbatnya saluran air di proyek pembangunan cluster perumahan di samping Jalan Raya Rancamaya - Bojongkerta - Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan pada Selasa (23/8/2022).

Bima Tinjau Longsor dan Banjir di Kertamaya, Minta Pengembang Bertanggungjawab
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau lokasi banjir lumpur dan longsor yang disebabkan karena tersumbatnya saluran air di proyek pembangunan cluster perumahan di samping Jalan Raya Rancamaya - Bojongkerta - Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan pada Selasa (23/8/2022)./INILAH-Rizki Mauludi
INILAHKORAN, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau lokasi banjir lumpur dan longsor yang disebabkan karena tersumbatnya saluran air di proyek pembangunan cluster perumahan di samping Jalan Raya Rancamaya - Bojongkerta - Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan pada Selasa (23/8/2022).
Seperti diketahui banjir dan longsor terjadi saat curah hujan tinggi sekitar pukul 16.00 WIB pada Minggu (21/8/2022).
Bencanai ni menyebabkan delapan rumah yang dihuni oleh 44 jiwa di Kampung Margabakti RT 1/2 Kelurahan Kertamaya dipenuhi lumpur. Bahkan, semua perabotan rumah tangga seperti tempat tidur, alat masak dan pakaian serta alat elektronik dan sepeda motor rusak terendam lumpur setinggi lutut orang dewasa.
Dibantu petugas Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) warga sekitar dan pemilik rumah bahu membahu membersihkan sisa lumpur dan material longsor pada (23/8/2022).
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, dirinya turun langsung meninjau lokasi kejadian. Saat ini selurub warga yang terdampak sudah dievakuasi lantaran rumahnya tidak bisa ditinggali karena masih terendam sisa material dan lumpur. Dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengalokasikan bantuan disini ada kasur ada pakaian, ada makanan, kemudian juga ada peralatan dapur yang diperlukan selama tempat ini di normalkan kembali dan disini juga ada dari pihak Suryamas.
"Saya meminta untuk memberikan atensinya. Saya juga meminta agar pihak pengembang untuk ikut melakukan intervensi pembangunan fisik untuk menormalisasi saluran air dan oerbaikan tebing. Karena sepertinya, ada yang terdampak dari kegaitan dari Suryamas sehingga airnya tidak lancar mengalir menyerap dan akhirnya menimbulkan longsor di sini," ungkap Bima kepada wartawan.
Bima menjelaskan, mengenai kondisi jalan yang rawan longsor lantaran tebingan tanah ambruk, ia meminta agar ada intervensi dari Sinarmas. Tetapi, apabila ada kebutuhan yang harus dianggarkan oleh pemkot maka Pemkot Bogor akan melakukan perhitungan dan penganggaran untuk perbaikan.
"Tapi sejauh ini bisa ditanggulangi sama Suryamas karena kan rumah di sini tidak ada yang roboh dan lain sebagianya. Hanya pembersihan-pembersiahan saja," jelasnya.
Korban banjir Kertamaya, Niah (41) mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sangat cepat, ketika itu dirinya baru saja mengerjakan salat ashar mendengar suara gemuruh kencang yang mendobrak pintu rumahnya yang tepat berada pada posisi datangnya air beserta lumpur. Sontaj, ia segera menyelamatkan diri ke belakang rumah.
"Di depan sudah tidak bisa lewat, semua lumpur sampai masuk ke ruang tengah ke kamar, semua parabotan sudah terendam. Awalnya itu ada suara gemuruh terus pas lihat ada air. Terus saya lari ke belakang sama anak. Karena kebetulan di dalam rumah hanya sedang berdua sama anak," ungkapnya.
Enginering Infrastruktur perumahan, Arif Wijatmoko mengatakan, dilihat dari kronologi kejadian kontur jalan di lokasi kondisinya menjadi kantong air. Hanya ada satu saluran air di wilayah barat sedangkan di wilayah Timur tidak ada saluran air.
"Nah kondisi air dari jalan saluran diarahkan ke area Suryamas (proyek pembangunan perumahan-red) untuk pembuangan selama ini. Sedangkan kemarin limpasan air becampur sedimen jadi sedikit menyumbat. Ya, jadi airnya limpas," tuturnya.
Paska kejadian kata Arif pihaknya langsung melakukan tanggap darurat dengan mengirimkan pekerja dan paket makanan untuk warga.
Sementara itu, seorang warga Una (45) mengaku sebelumnya belum pernah terjadi longsor ataupun limpasan air hingga ke rumah warga. Menurutnya paska kejadian terlihat derasnya air yang turun dari atas dan wilayah proyek hingga membawa material hingga banjir dan longsor.
"Jadi air itu ada dari atas sama dari selah tebing itu besar banget. Itu kejadian sore, sebelumnya dulu-dulu belum pernah. Baru sekarang ini. Dari atas itu sudah terlihat air deras," pungkasnya. (rizki mauludi)***


Editor : JakaPermana