Dukung Kebijakan Transisi PAUD ke SD/ MI/sederajat yang menyenangkan, Sonya Fatmala: Calistung Tidak Menjadi Syarat Wajib Masuk

Kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim terkait transisi PAUD ke SD/ MI/sederajat yang menyenangkan mendapat respons positif dari berbagai pihak, tak tekecuali Bunda PAUD Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sonya Fatmala.

Dukung Kebijakan Transisi PAUD ke SD/ MI/sederajat yang menyenangkan, Sonya Fatmala: Calistung Tidak Menjadi Syarat Wajib Masuk
INILAHKORAN, Ngamprah - Kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim terkait transisi PAUD ke SD/ MI/sederajat yang menyenangkan mendapat respons positif dari berbagai pihak, tak tekecuali Bunda PAUD Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sonya Fatmala.

Diketahui, kebijakan yang dimulai sejak tahun ajaran baru merupakan bagian dari upaya transformasi pendidikan.

Melalui lingkungan belajar yang berkualitas dan nyaman bagi peserta didik PAUD, diharapkan terbentuk fondasi karakter unggul yang akan membantu mereka lebih siap memasuki jenjang pendidikan pada fase-fase berikutnya dengan penuh semangat dan bahagia.

Kebijakan transisi PAUD – SD mengatur tiga target perubahan mulai tahun ajaran baru, yaitu: 1) tidak ada tes calistung saat PPDB; 2) menerapkan masa perkenalan untuk peserta didik baru sehingga lebih mudah beradaptasi; serta merancang kegiatan pembelajaran  yang dapat memberikan informasi tentang kebutuhan anak sesuai dengan rambu-rambu asesmen awal  yang ada di alat bantu pembelajaran pada dua minggu pertama di awal tahun ajaran baru; serta 3) merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, membangun kemampuan fondasi, dan tidak ada tes.

Sonya menilai, kebijakan kemampuan baca tulis dan hitung (Calistung) tidak menjadi syarat wajib masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD) harus disambut dengan baik.

"Nanti itu bagaimana pembelajaran  calistung ini di jenjang SD dikemas dengan cara yang menyenangkan," katanya saat dihubungi, Kamis 8 Juni 2023.

Di awal masuk kelas 1 SD, sebut Sonya, nanti para peserta didik ini masih diberikan metode pembelajaran yang menyenangkan dengan suasana yang tidak jauh berbeda ketika masih PAUD.

"Jadi konsep-konsep mereka belajar di PAUD yang menyenangkan itu tidak berubah ketika mereka masuk ke SD," ungkapnya yang merupakan istri Bupati Bandung Barat ini.

"Jangan sampai nanti ketika masuk SD itu suasana belajarnya menjadi menegangkan menjadi beban untuk mereka," sambungnya.

Sonya menerangkan, transisi peserta didik PAUD ke SD tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Misalnya, ketika belajar calistung di kelas 1 SD dikombinasikan dengan hal yang lain.

"Misalnya ketika belajar menghitung tidak langsung menggunakan angka melainkan menggunakan gambar buah-buahan," terangnya.

"Selain itu, misalnya saat melakukan pembelajaran diselingi dengan nyanyi-nyanyi jadi suasana ketika belajar di awal masuk SD tetap menyenangkan," ujarnya.

Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, tambah dia, bakal berdampak pada perkembangan kognitif peserta didik menjadi lebih baik.

"Banyak hal yang harus disesuaikan. Mudah-mudahan dengan kurikulum Merdeka Belajar bisa mencerdaskan anak bangsa dan tentunya mewujudkan Indonesia Emas 2045," tukasnya. *** (agus satia negara)***


Editor : JakaPermana