Fenomena Aphelion Tidak Pengaruhi Masa Musim Kemarau di Kabupaten Bogor

Suhu udara di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi termasuk Kabupaten Bogor di malam hari lebih dingin dari biasanya karena saat ini sedang musim pancaroba atau tepatnya fenomena aphelion.

Fenomena Aphelion Tidak Pengaruhi Masa Musim Kemarau di Kabupaten Bogor
Dokumentasi (reza zurifwan)

INILAH, Bogor - Suhu udara di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi termasuk Kabupaten Bogor di malam hari lebih dingin dari biasanya karena saat ini sedang musim pancaroba atau tepatnya fenomena aphelion.

Tidak ada potensi dampak negatif akibat fenomena aphelion ini, termasuk mempengaruhi masa musim kemarau yang diprediksi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memasuki masa puncaknya pada Agustus mendatang.

"Fenomena aphelion tidak berdampak negatif terhadap siklus alam, termasuk memperpendek atau memperpanjang masa musim kemarau. Musim kemarau di Bumi Tegar Beriman sesuai kebiasaan atau prediksi BMKG yaitu akan berakhir hingga Agustus mendatang," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo kepada wartawan, Minggu (18/7/2021).

Baca Juga : BOR Menurun, Kenapa Penyebaran Wabah Meningkat?

Mantan Plt Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ini mengungkapkan bahwa jajarannya sudah mengantisipasi potensi bencana alam kekeringan dengan menyiapkan armada dan personil truk tangki air.

"BPBD bersama Perumda Tirta Kahuripan dan dunia usaha sudah siap memberikan bantuan air bersih ke daerah langganan bencana alam kekeringan seperti Kecamatan Babakan Madang, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Tanjungsari, Sukamakmur, Gunung Putri  Kelapanunggal, Tenjo, Parungpanjang, Ciampea dan lainnya," ungkapnya.

Budi sapaan akrabnya menuturkan, agar efesiensi, BPBD Kabupaten Bogor pun sudah memberikan himbauan ke desa rawan bencana alam kekeringan untuk membuat tendon atau penampungan air.

Baca Juga : Pemprov Jabar Tambah Bantuan Pinjaman Tabung Oksigen

"Bencana alam kekeringan ini kan sudah rutin karena tanah mereka kurang baik untuk menyimpan air, kepada pemerintah desa setempat kami pun sudah menghimbau agar mereka membangun tendon air hingga BPBD dan lainnya dalam memberikan bantuam air itu lebih efesien hingga airnya tidak banyak tumpah dan terbuang karena harus keliling pemukiman," tutur Budi.

Halaman :


Editor : suroprapanca