Harga BBM Naik, Emak-emak di Garut Kehabisan Kata-kata

Naiknya harga BBM kian membuat masyarakat terpuruk. Keceriaan yang sempat menghiasi wajah emak-emak di Garut saat merayakan HUT ke-77 RI seketika sirna.

Harga BBM Naik, Emak-emak di Garut Kehabisan Kata-kata
Kalangan emak-emak di Garut yang sejak awal merasakan kesulitan mengatur keperluan belanja rumah tangga pun kini kehilangan kata-kata. Terlebih, saat pemerintah resmi mengumumkan naiknya harga BBM pada Sabtu 3 September 2022. (istimewa)

Pekan lalu, Sri bersama suami dan anaknya sengaja menyempatkan diri pulang kampung untuk memulihkan hati dan pikiran menyikapi kondisi seperti itu.

"Jangan tanyakan lagi. Sekarang ini di mana-mana semuanya sama. Jualan sepi," kata Oneng (49) warga Sukagalih.

Perempuan yang sehari-harinya membuka warung kopi bersama suaminya di lingkungan perkantoran Pemkab Garut itu menyebutkan, terutama sejak pandemi Covid-19, bahkan sebelumnya, situasi kesulitan perekonomian sudah dirasakannya. Apalagi sekarang dengan naiknya harga BBM.

"Sebelum pandemi, kita biasanya tutup bakda maghrib. Tapi sejak pandemi sampai sekarang, jam lima sore, kadang jam empat, kita sudah tutup. Sebab sekarang-sekarang ini, begitu jam kerja berakhir, para pegawai langsung pada pulang. Jarang ada yang bertahan atau melembur di kantor," tuturnya.

Tanti, Sri Ayu, dan Oneng berharap ada jalan terbaik untuk bisa keluar dari situasi dan kondisi yang terjadi sekarang. Setidaknya, kenaikan harga BBM dibatalkan.

Hal itu karena naiknya harga BBM bukan saja berpengaruh pada naiknya harga sembilan bahan pokok atau barang kebutuhan pokok sehari-hari melainkan pada semua sektor jasa maupun barang.

Seperti diketahui, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga terbaru BBM jenis pertalite, pertamax, dan solar. Pertalite semula Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter. Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500, dan solar subsidi sebelumnya Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.*** (zainulmukhtar)


Editor : Doni Ramdhani