Ini Alasan FAGI Jabar Tolak Pemberlakuan PTM

Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat, menyampaikan keberatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada tahun ajaran baru pada Juli 2021 mendatang, jika seluruh guru dan Tata Usaha (TU) dilingkungannya sekolahnya belum di vaksin terlebih dahulu.

Ini Alasan FAGI Jabar Tolak Pemberlakuan PTM
Ketua FAGI, Iwan Hermawan. (istimewa)

INILAH, Bandung - Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat, menyampaikan keberatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada tahun ajaran baru pada Juli 2021 mendatang, jika seluruh guru dan Tata Usaha (TU) dilingkungannya sekolahnya belum di vaksin terlebih dahulu.

FAGI melihat, bahwa guru-guru di Kota Bandung belum semuanya divaksin. Saat ini jumlah guru PAUD, SD SMP, SMK/SMA sebanyak 25 ribu orang, jumlah Guru SMA/SMK/SLB sebanyak 9987 orang dan sekolah di bawah pengelolaan Kemenag ada sekitar 2500 guru dan totalnya diperkirakan mencapai 40 ribu orang. Sampai saat ini guru yang sudah divaksinasi Covid-19 oleh pemerintah Kota Bandung baru 1300 orang.

"Pertanyaaan saya, nyampe nggak sampai Juli 2021. Anehnya kota Bandung termasuk yang telat, karena kota/kabupaten lain sudah masuk tahap 2 yang di vaksin. Itulah kenapa alasan FAGI menyatakan keberatan kalau dilaksanakan PTM sebelum di vaksin," ujar Ketua FAGI, Iwan Hermawan, Selasa (6/5/2021).

Baca Juga : Bahar bin Smith Didakwa Pasal Kekerasan dan Penganiayaan

Selain itu kata Iwan, sekolah juga harus bersih dan sebelum memasukan siswanya ke sekolah, orang tua juga harus terlebih dahulu harus melakukan rapid antigen. FAGI juga mengusulkan kepada orang tua yang tidak mampu terkait rapid test antigen, pemerintah harus membiayai atau kerjasama dengan Dinkes Kesehatan, sehingga pada Juli 2021 itu, ketika masuk sekolah, gurunya sudah di vaksin siswanya bersih. Yang terpapar jangan ke sekolah, nanti menulrkan ke yang lain.

"SKB 4 Menteri pada Juli 2021 serentak, tapi tidak mungkin serentak, karena vaksinya tidak serentak. Jadi initinya guru di vaksin, siswanya di rapid untuk seluruhnya, baru sekolah aman, kalau tidak aman sekolah akan jadi klaster Covid-19, nanti pulang ke rumah menular kepada orang tuanya, kakek atau neneknya," papar Iwan.

Selain itu, Iwan mengatakan persiapan sekolah juga harus di verifikasi dulu oleh tim Satgas Covid-19 di Kecamatan masing-masing.

Baca Juga : Manajemen Baru Posfin Dukung Langkah Kejati Jabar

"Di verifikasi, lalu keluar rekomendasi, jadi rekomendasinya jangan dari Disdik, Disdik mah teu apal nanaon (Disdik tidak hafal apa-apa) dari Satgas Covid-19 Kecamatan," pungkasnya. (Okky Adiana)
 


Editor : Bsafaat