Inilah Kisah Orang Tua Anak Down Syndrome Saat Menghadapi Sekolah Online

Memiliki anak dengan kelainan genetik atau down syndrome tentu bukan hal yang mudah bagi orang tua. Sindrom itu terjadi karena adanya gangguan genetika yang disebabkan kelainan kromosom sehingga menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik yang tidak bisa disembuhkan. Namun, jika diberikan dukungan dan perhatian yang maksimal maka mereka bisa tumbuh secara bahagia. 

Inilah Kisah Orang Tua Anak Down Syndrome Saat Menghadapi Sekolah Online
istimewa

Seminggu minggu sekali kita harus ambil ke sekolah, jadi kita tinggal mengarahkan ke anak-anak. Kalau tadi kebetulan ini masih pemanasan, mulai kenalan lagi sama teman-teman sekelas. Kebetulan tadi juga diajarin tentang cara bermain dengan teman harus seperti apa, kalau bermain itu harus berbagi mainannya, kita sharing sama gurunya. Terakhir, baru kita dikasih yang formal yaitu belajar mewarnai dan lainnya," paparnya.

Menurut Ega, tingkat kesulitatannya bagaimana membentuk bahwa anak itu bisa disiplin, apalagi mereka harus PJJ.

"Tingkat kesulitannya sih bagi saya, paling disiplinnya doang. Kalau biasanya pagi-pagi anak itu siap mandi, semangat pakai baju seragam, sekarang tuh males, karena mereka tahu belajarnya itu di rumah," imbuh Ega.

Baca Juga : Realisasi Bansos Tunai di Kota Bandung Capai 99 Persen

Berbeda halnya dengan yang dialami Andra. Orang tua Raditya Mahardika S, siswa yang bersekolah di SLB C YPLB Asih Manunggal Bandung yang mengalami hambatan autis. Pembelajaran online itu diakui Andra memerlukan pemahaman tersendiri bagi anaknya. Sebab, dalam pikirannya belajar itu di sekolah sedangkan rumah itu tempat istirahat.

"Alhamdulillah seiring waktu bisa menyesuaikan. Tidak seoptimal tatap muka seperti dulu, dan semua itu melalui proses yang panjang, karena anak autis sangat identik dengan emosi yang tak stabil. Setiap anak-anak berbeda pemahamannya dan kebutuhannya, dan hitungan per menit pun bisa berubah, itulah anak autis," papar Andra.

Soal kesulitan dalam menghadapi pelajaran online ini, kata Andra tentu banyak sekali, diantaranya kuota, sinyal, mood dari anaknya, memberikan pemahaman, sentuhan dari hati dan butuh kesabaran yang super.

"Dan saat ini Radit (siswa) sudah mulai konsisten dari semua aktivitas tiap hari dari bangun tidur sampai sore. Jalan keluarnya, membuat program atau jadwal yang harus konsisten karena anak autis itu cenderung melakukan hal yang diulang-ulang. Solusinya, pihak sekolah, gurunya melakukan video call untuk memberikan pelajaran, baru dia mau belajar," ucapnya.


Editor : Doni Ramdhani