Kemendibudristek Soroti Publikasi Jurnal Indonesia yang Berlimpah Namun Kualitas Rendah

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui jumlah publikasi jurnal di Indonesia memang sangat banyak, namun mayoritas masih abal-abal atau tidak berkualitas.

Kemendibudristek Soroti Publikasi Jurnal Indonesia yang Berlimpah Namun Kualitas Rendah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui jumlah publikasi jurnal di Indonesia memang sangat banyak, namun mayoritas masih abal-abal atau tidak berkualitas. (Foto Antara)

Ia mencontohkan, ketika peneliti membuat penelitian atau jurnal terkait sains maka masalah yang diangkat dalam jurnal tersebut harus ada di dalam masyarakat Indonesia.

Namun masalahnya, menurut Juneman, penelitian sains di Indonesia banyak yang mengutamakan novelty atau originality untuk artikel-artikelnya yang mengedepankan kebaruan.

Dengan mengedepankan hak tersebut maka terkadang jurnal yang dihasilkan mengorbankan banyak aspek termasuk mengenai kebermanfaatannya bagi masyarakat. "Sehingga seringkali mengorbankan reproducibility, di mana sebenarnya ada hasil-hasil sains yang perlu direplikasi, yang perlu diuji ulang di berbagai tempat sehingga menghasilkan sains yang kokoh. Ini namanya reproducibility krisis," katanya.***

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto