Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership) Bagian 1

Guru Besar SBM ITB Profesor Dermawan Wibisono kembali menyoroti tantangan besar revolusi mental di Indonesia. Dermawan juga menyoroti bagaimana fenomena prilaku masyarakat yang memprihatinkan, ketika para terdakwa tak lagi punya rasa malu atas kesalahan dan dosanya, ketika guru tak merasa terhina ketika anak-anak didiknya berlomba mengikuti bimbingan belajar, serta prilaku-prilaku lainnya.

Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership) Bagian 1
Guru Besar SBM ITB, Profesor Dermawan Wibisono (Foto Istimewa)

Saat kita mendapati sebagian besar guru-guru kita diseleksi oleh Belanda dengan sistem seleksi amat ketat sehingga guru pun saat itu dipanggil dengan hormat oleh masyarakat sekitarnya sebagi ‘Mantri Guru’. 

Sebutan guru yang setara dengan dokter atau mantri saat itu. Jiwa pendidik sangat berbeda dengan jiwa pedagang, bahkan ada sebagian kalangan yang menyatakan sangat bertolak belakang. 

Hasil riset di Australia menyatakan bahwa sangat sedikit usaha yang sukses besar yang ditangani oleh seorang dosen, sekalipun itu dosen entrepreneur. 

Baca Juga : Ridwan Kamil Kriteria Calon Pendamping Prabowo, Gerindra Jabar Sebut Sedang Dibahas Pimpinan Partai Koalisi

Hal ini disebabkan untuk sukses pada kedua bidang itu, dibutuhkan penanganan yang intens, full time, tidak bisa setengah-setengah dan saling dipertukarkan. Itu riset di Australia, di mana segala sesuatunya sudah mapan pada jalurnya. 

Dalam system operation procedure yang banyak ‘bolongnya’ seperti di indonesia hampir mustahil kedua kutub itu menyatu pada diri seseorang, kecuali pada orang-orang extra ordinary seperti Prof. Iskandar Alisyahbana almarhum, ex rector ITB yang menggagas peluncuran satelit Palapa saat itu. ***

Lanjut tulisan kedua..

Penulis 
Profesor Dermawan Wibisono
Guru Besar SBM ITB

Baca Juga : Partai Demokrat Jabar Siapkan dua orang Kader Terbaik untuk Pilgub Jabar 2024

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto