Mahasiswa MBA ITB Bantu Petani dalam Penerapan Teknologi Digital Agro

Management of Technology Labolatory, School of Business and Management (MoT Lab SBM-ITB) mengadakan program magang bekerja sama dengan sebuah startup agro, yaitu BIOPS Agrotekno.

Mahasiswa MBA ITB Bantu Petani dalam Penerapan Teknologi Digital Agro
Dokumentasi (okky adiana)

INILAH, Bandung - Management of Technology Labolatory, School of Business and Management (MoT Lab SBM-ITB) mengadakan program magang bekerja sama dengan sebuah startup agro, yaitu BIOPS Agrotekno. Pada kegiatan magang ini, mahasiswa diberi kesempatan berkegiatan dan berinteraksi dengan masyarakat di lapangan.

Mahasiswa juga didorong mengidentifikasi masalah dan mencari solusi di tengah masyarakat. Program magang itu diikuti oleh empat mahasiswa MBA ITB dan berlangsung selama 2 bulan pada Juni hingga Juli 2021. Keempat mahasiswa tersebut yaitu Mohammad Iqbal Ibrahim, Muhammad Nabil Ulwan, Nisaul Hasanah, dan Yoel Iman.

Yoel mengatakan, bersama BIOPS Agrotekno, mahasiswa mengidentifikasi peluang pemanfaatan teknologi pertanian serta pengembangan bisnisnya di Bandung Utara dan Selatan. Teknologi yang digunakan yakni sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT yang dapat dikendalikan dengan telefon pintar.

Baca Juga : Suntik 1.000 Peserta, PT Inti dan Apindo Akselerasi Vaksinasi Covid-19 

Mahasiswa juga membantu BIOPS dalam memahami karakter petani, jenis tanaman dan sistem pertanian di dua daerah tersebut. Selanjutnya mahasiswa mencoba memahami masalah mereka terkait sistem pengairan dan melihat apakah produk BIOPS memang dapat menjadi solusi.

Setelah memahami karakter petani, jenis tanaman, dan sistem pertanian dari kunjungan lapangan, para mahasiswa magang ini merekomendasikan strategi marketing produk BIOPS melalui pemanfaatan media sosial. “Magang ini difokuskan pada sisi marketing dengan mencari dan bertemu pemilik lahan perkebunan di sekitar kota Bandung dengan memanfaatkan media sosial kemudian setelah itu dilakukan kontak, membuat perjanjian untuk bertemu, dan kemudian melakukan olah data”, ungkap Yoel, Jumat (13/8/2021).

Yoel menilai, program magang ini menarik karena bisa bertemu banyak orang baru dan juga mendapatkan wawasan seputar sektor pertanian/perkebunan saat ini. Temuan lapangan yang didapatkan mahasiswa disampaikan dalam diskusi dan rapat kemajuan setiap dua pekan.

Baca Juga : Foto: Aksi Long March Poros Revolusi Mahasiswa Bandung

Diskusi ini dipandu oleh Eko Agus Prasetio dan Dedy Sushandoyo, sebagai pembimbing akademis. Manajemen dan personil BIOPS sebagai pembimbing lapangan juga terlibat dalam diskusi untuk memantau proses dan hasil magang.

Halaman :


Editor : suroprapanca